Jembatan Klodran Ikon Jalan Tol Solo – Ngawi Tak Kalah Dibanding Erasmus Bridge di Rotterdam Belanda

Jembatan Klodran Ikon Jalan Tol Solo – Ngawi Tak Kalah Dibanding Erasmus Bridge di Rotterdam Belanda

Jembatan Klodran yang jadi ikon Jalan Tol Solo - Ngawi tak kalah dibanding jembatan di luar negeri. [Foto: Dok. BPJT PUPR]

Solo, Padangkita.com - Jembatan Klodran yang menjadi ikon Jalan Tol Solo - Ngawi merupakan jembatan simpang susun yang dibuat dengan struktur menggunakan cable stayed, memenuhi unsur estetika, dan kualitas strukturnya.

Menurut Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jembatan Klodran ini tak kalah dibanding struktur serupa yang juga ada di Kota Rotterdam, Belanda, yakni Erasmus Bridge.

Struktur Jembatan Klodran menggunakan cable stayed ini terdiri dari satu atau beberapa kolom dengan kabel yang mendukung dek jembatan yang juga digunakan pada beberapa jembatan lain di Indonesia.

Misalnya pada Jembatan Batam - Tonton/Barelang I/Tengku Fisabilillah, Kepulauan Riau, Jembatan Suramadu, Jawa Timur, Jembatan Merah Putih Maluku, dan Jembatan Soekarno, Sulawesi Utara.

Kemudian, Jembatan Pulau Balang, Kalimantan Timur, Jembatan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Jembatan Sei Alalak, Kalimantan Selatan, Jembatan Palibaja, Sukabumi, Jembatan Musi IV, Sumatra Selatan, serta beberapa jembatan lainnya yang dibangun menggunakan struktur cable stayed.

Sekadar informasi, Jalan Tol Solo – Ngawi yang merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Trans Jawa menghubungkan 2 provinsi, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur, mempunyai panjang total keseluruhan 90,43 km.

Jembatan itu terdiri dari tiga segmen, yaitu Segmen Junction Kartasura – Karanganyar sepanjang 20,9 km (konstruksi oleh Pemerintah).

Selanjutnya Segmen Karanganyar – Simpang Susun Sragen sepanjang 14,3 km (konstruksi oleh BUJT) dan Segmen Simpang Susun Sragen – Simpang Susun Ngawi sepanjang 54,9 Km (konstruksi oleh BUJT).

Jalan tol ini juga memangkas waktu tempuh perjalanan lebih cepat menjadi waktu 1 hingga 1,5 jam dari yang semula 2-3 jam dengan menggunakan jalur yang ada dari Solo hingga Ngawi.

Baca juga: Inilah Jembatan Jalan Tol Terpanjang di Pulau Jawa, Pemandangannya Menakjubkan

Selain meningkatkan aksesibilitas wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, Jalan Tol ini juga menggerakkan roda perekonomian di sekitar jalan tol, memperlancar distribusi barang dan jasa, serta mendorong sektor pariwisata di wilayah Solo. [*/pkt]

 

*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News

Baca Juga

Hutama Karya Resmi Mulai Konstruksi JTTS Tahap II, Ini Daftar Proyek Jalan Tol yang Dibangun
Hutama Karya Resmi Mulai Konstruksi JTTS Tahap II, Ini Daftar Proyek Jalan Tol yang Dibangun
Serius Ingin Ikut Biayai Flyover Sitinjau Lauik, Ini Pengalaman Bank Nagari di Proyek-proyek Besar
Serius Ingin Ikut Biayai Flyover Sitinjau Lauik, Ini Pengalaman Bank Nagari di Proyek-proyek Besar
Pemprov Upayakan Perbaikan Jalan Balingka – Padang Lua Menggunakan Anggaran Pusat
Pemprov Upayakan Perbaikan Jalan Balingka – Padang Lua Menggunakan Anggaran Pusat
Trase Jalan Tol Sicincin-Bukittinggi Diusulkan Pindah jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar
Trase Jalan Tol Sicincin-Bukittinggi Diusulkan Pindah jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar
'Groundbreaking' Flyover Sitinjau Lauik Dijadwal Desember, Begini Progres Pengadaan Lahannya
'Groundbreaking' Flyover Sitinjau Lauik Dijadwal Desember, Begini Progres Pengadaan Lahannya
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar