Padang Aro, Padangkita.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat menurunkan Tim Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dhamasraya (PRHSD) dan Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III dalam penanganan konflik harimau Sumatra dan manusia yang terjadi di Nagari Lubuk Gadang, Sangir, Solok Selatan beberapa waktu lalu.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat Ardi Andono menjelaskan saat menerima laporan pada 23 November lalu selanjutnya ia lakukan kordinasi dengan Wali Nagari Lubuk Gadang dan petugas juga mengecek dan verifikasi ke TKP dengan masyarakat.
"Selanjutnya Tim WRU SKW III BKSDA Sumbar dan Tim PRHSD yakni dr. Teuku Arief Maulana bersama-sama menuju ke lokasi kejadian untuk berkoordinasi dengan pemerintahan nagari setempat yang diwakili oleh Sekna Lubuk Gadang Bapak Ilyas Anwar," ujarnya lewat keterangan tertulis, Selasa (6/12/2022).
Lebih lanjut ia mengatakan, dari identifikasi dan verifikasi di lapangan diketahui bahwa lokasi tempat kejadian diterkamnya dua ekor kerbau ditemukan jejak kaki harimau Sumatra dengan ukuran tapak dalam 8 cm x 9 cm dan lokasi tersebut berada di APL yang hanya berjarak 300 meter dari Hutan Lindung.
"Kebiasaan masyarakat yang tidak mengandangkan hewan ternak serta beternak di lahan terbuka (padang rumput) sangat rawan terhadap gangguan satwa liar," terangnya
Untuk itu penanganan yang dilakukan Tim WRU SKW III BKSDA Sumbar dan Tim PRHSD antara lain melakukan penghalauan/pengusiran serta patroli pada malam hari. Hal ini dapat memberikan rasa aman terhadap masyarakat.
"Kita juga mengimbau kepada masyarakat agar mengamankan atau memindahkan ternak yang berada di sekitar lokasi konflik ke dekat pemukiman warga/ mengandangkan ternak, agar masyarakat untuk melakukan aktivitas ke ladang jangan terlalu pagi atau berkisar jam 08.00 WIB dan kembali kerumah tidak terlalu sore jam 16.00 WIB dan masyarakat jika ke ladang untuk tidak berangkat sendirian minimal 2 orang." sambungnya.
Lebih lanjut ia mengatakan sejak melakukan patroli hingga saat ini tidak ditemukan lagi jejak atau tanda-tanda harimau Sumatra tersebut.
"Sudah tidak ada lagi sejak empat hari kita ronda tidak ada lagi tanda-tanda," pungkasnya.
Sebelumnya, konflik harimau dan manusia kembali terjadi di Kabupaten Solok Selatan, dimana dua ekor kerbau milik warga diterkam inyiak balang tersebut.
Baca Juga : Harimau Sumatra yang Terkam Ternak Warga di Solok Selatan Kemungkinan Induk dan Anak
Lokasi kejadian berada di APL dengan jarak ke kawasan Hutan Lindung sekitar 300 meter. [hdp]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News