Lubuk Basung, Padangkita.com – Cuaca ekstrem yang terjadi di seluruh wilayah Sumatra Barat (Sumbar) tidak hanya menimbulkan bencana. Namun, juga mengakibatkan kurangnya pasokan ikan, karean nelayan tidak bisa melaut akibat cuaa buruk.
Di Kabupaten Agam, dalam sepekan terakhir nelayan di Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara praktis berhenti mencari ikan di laut. Sebab, hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi, tidak mungkin dihadapi para nelayan ketika mencari ikan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Tanjung Mutiara, Arman menjelaskan, sudah lebih dari sepekan aktivitas nelayan di kawasan Tiku lesu. Para nelayan di daerah itu tak berani melaut mengambil risiko dalam cuaca buruk.
“Aktivitas nelayan sejak sepekan terakhir terhenti, karena nelayan tak dapat melaut,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari amcnews, Sabtu (19/11/2022).
Otomatis, karena aktivitas melaut berhenti mengakibatkan produksi ikan di kawasan tersebut menurun. Sehingga, harga ikan turut melambung.
”Dampaknya, harga ikan naik, karena nelayan tidak melaut,” ujarnya.
Mayoritas nelayan di kawasan Tiku menangkap ikan menggunakan perahu payang untuk menebar jaring ke tengah laut. Sehingga, ketika cuaca buruk, sangat berisiko jika tetap menangkap ikan.
Sementara, nelayan pukek atau pukat di bibir pantai, juga mengehntikan aktivitas karena tingginya ombak di bibir pantai.
Tak hanya ikan segar, harga ikan kering di daerah produsen ikan di Agam ini pun naik sebesar 20 persen dibanding hari biasanya. Harga jual per masing-masing jenis ikan kering naik kisaran Rp10-20 ribu per kilogram.
Pedagang ikan kering di kawasan Tiku, Rodi Putra mengatakan kenaikan harga ikan kering di los ikan kering Tiku sudah terjadi sejak tiga hari terakhir.
Menurut dia, kenaikan harga ikan kering tersebut diakibatkan cuaca buruk yang melanda daerah itu sejak sepekan terakhir.
“Kenaikan harga baru tiga hari terakhir, karena sebelumnya nelayan masih punya stok,” ujarnya.
Ia merinci, ikan kering jenis kase hari biasa dijual dengan harga Rp40 ribu per kilogram, sekarang Rp50 ribu per kilogram. Garunbu yang sebelumnya Rp45 ribu per kilogram, kini jadi jadi Rp50 ribu per kilogram.
Baca juga: Hujan Terus Terjadi, Ini Prakiraan Cuaca Kota Padang Mulai Hari Ini hingga 23 November
Kemudian, bada putiah kini di kisaran Rp60 ribu - Rp70 ribu per kilogram. Bada balang Rp70 ribu per kilogram. Lalu tete Rp60 per kilogram. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News