Padang, Padangkita.com - Siapa yang tidak mengenal Rumah Makan (RM) Padang, kedai nasi asal bumi Minangkabau ini hampir tersebar di seluruh kota di Indonesia, bahkan hingga luar negeri sekalipun.
Tersohor dengan kelezatan lauk pauknya, bahkan salah satunya telah dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia oleh CNN pada 2011 lalu.
Rumah Makan Padang sebenarnya bukan hanya menyajikan menu khas Padang saja namun juga daerah-daerah di sekitarnya, seperti kota Bukittinggi, Solok, Padang Pariaman, hingga Payakumbuh.
Lalu mengapa disebut rumah makan padang dan bukan rumah makan Minangkabau, seperti tanah asalnya?
Pakar sejarah Minangkabau Gusti Asnan, menceritakan bagaimana kisah di balik penamaan rumah makan dengan kata "Padang" lebih populer dari kata "Minangkabau".
"Semua bermula ketika bergolaknya peristiwa pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI di Sumbar yang berhasil ditumpas pada 1961.ini telah menyebabkan terjadinya eksodus besar-besaran warga keluar dari Sumbar termasuk ke Pulau Jawa," ungkapnya dilansir dari Indonesia.go.id, Jumat (4/11/2022).
Lebih lanjut, ia mengatakan, akibatnya tak sedikit dari warga di perantauan yang kemudian berusaha mengganti penyebutan identitas asal mereka termasuk asal etnik dari Minangkabau menjadi Padang.
"Termasuk pula di dalamnya menamai kedai sebagai rumah makan Padang dan itu dipertahankan sampai hari ini." ungkap profesor sejarah di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang.
Bahkan saat ini penamaan Rumah Makan Padang lebih populer dibanding sebutan lapau nasi, los lambung yang lebih dahulu digunakan.
Lalu, ketika Padang mulai jadi pusat pemerintahan Hindia Belanda di Sumatra Bagian barat pada abad 19, barulah rendang mulai terkenal sebagai hidangan lezat dari kedai-kedai nasi saat itu.
Berbeda dengan Rumah Makan Padang saat ini, dulunya kedai nasi hanya bangunan yang didirikan dari beberapa batang bambu berbentuk rumah-rumahan dengan atap daun rumbio.
"Dulu hidangan hanya ditempatkan pada wadah-wadah tembikar besar saja. Bangkunya pun hanya terbuat dari beberapa bilah kayu mengelilingi tembikar berisi lauk. Namun, kondisi itu tidak memutus selera orang-orang untuk lahap menikmati setiap sajian." sambungnya.
Baca Juga : Rumah Makan Padang Internasional Ini Buka Cabang di Indonesia, Menu Andalan Rendang Daging Kerbau
Sementara itu menurut Pemerhati kuliner Minang, Sri Owen dalam bukunya The Home Book of Indonesia Cookery yang terbit pada 1976, menyebutkan bahwa setidaknya ada lebih dari 20 lauk yang siap menjadi teman santap dalam sepiring nasi padang. [hdp]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News