Bandar Lampung, Padangkita.com – Hingga September 2022, panjang jalan tol yang telah beroperasi di Indonesia mencapai 2.500 kilometer. Jalan tol yang membentang di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Bali ini terbagi menjadi 68 ruas jalan tol dan 55 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Menurut Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit Kementerian PUPR, pembangunan infrastruktur, salah satunya jalan tol ditujukan untuk mengatasi berbagai persoalan pada berbagai skala, sekaligus menjawab tantangan masa depan.
Sehingga infrastruktur merupakan bagian dari peradaban yang akan terus berevolusi agar dapat memberi dampak pada kehidupan masyarakat.
"Fokus utama pembangunan infrastruktur di bidang konektivitas bebas hambatan di Indonesia yakni untuk meningkatkan konektivitas dan memangkas biaya logistik, sehingga telah dibangun lebih dari 2.500 km jalan tol baru," ungkap Danang Parikesit saat menghadiri Dies Natalis ke-8 Institut Teknologi Sumatra yang mengambil tema “Menata Harmoni, Meniti Mandiri”, Kamis (6/10/22).
Danang yang hadir mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, menyebutkan kecepatan dibutuhkan mengingat infrastruktur Indonesia yang tertinggal jauh dari negara lain.
Saat ini, kata Danang, tidak lagi yang besar mengalahkan yang kecil namun yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Sehingga, lanjut Danang, untuk memastikan kecepatan pelaksanaan pembangunan infrastruktur, Kementerian PUPR menerapkan 5 strategi.
Pertama, penyusunan program-program kegiatan yang tersistem (sistemik), dengan baik dan fokus. Tidak hanya terkait siklus pembangunan, mulai dari Survei, Investigasi, Desain, Land Acquisition, Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan (Maintenance) (SIDLACOM).
"Yang terpenting adalah memastikan agar semua infrastruktur yang dibangun bisa berfungsi dengan baik dan memberikan outcome sesuai rencana," kata Danang.
Kedua, pengambilan keputusan yang cepat dan berani mengambil risiko. Contohnya, Kementerian PUPR ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan strategis dalam pelaksanaan G20, sehingga pada November 2022 mendatang dapat berjalan dengan optimal. Salah satu dukungan infrastruktur jalan tol pada pelaksanaan G20 adalah bautifikasi dan penataan Jalan Tol Bali - Mandara.
Ketiga, pelaksanaan yang didukung oleh team work yang solid dan irama kerja ‘Rock and Roll’. Dalam hal ini Kementerian PUPR harus mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya yang tersedia dan memiliki karakter yang dimiliki oleh setiap insan PUPR adalah karakter yang kuat, berani, dan berjiwa seni.
Keempat, pengawasan yang detail dan konsisten. Artinya meskipun setiap kegiatan pembangunan sudah melibatkan Konsultan Pengawas sebagai wakil project owner di lapangan.
Namun demikian pengawasan internal terhadap kemajuan pekerjaan, kesesuaian rencana, desain dan penyelesaian permasalahan tetap harus dilakukan secara berjenjang oleh setiap pimpinan dalam program kerja tersebut.
Kelima, memastikan dan menjamin infrastruktur yang dibangun di Indonesia mulai dari desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan sesuai standar-standar yang berlaku.
"Dalam hal ini Kementerian PUPR membentuk komisi-komisi yang terdiri dari unsur praktisi, Kementerian PUPR, dan ahli-ahli terkait untuk memastikan infrastruktur yang dibangun memenuhi standar keamanan dan keselamatan yang telah ditetapkan," ujar Danang.
Lebih jauh Danang mengungkapkan, kehadiran Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) dari wilayah Lampung hingga Banda Aceh merupakan suatu jawaban sebagai agen transformasi di Pulau Sumatra, menjadi jawaban atas terhubungnya antarwilayah yang terus dikoneksikan dengan daerah yang dahulunya sulit dijangkau.
"Transformasi ekonomi yang dihadirkan dari jaringan Jalan Tol Trans Sumatra terus memberikan hasil. Seperti halnya daerah-daerah yang berada di koridor Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) juga memperlihatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Tentu transformasi tersebut harus dilakukan secara terencana dan terstruktur dengan peran aktif dari pemerintah daerah," tegasnya.
Danang menambahkan, kehadiran konektivitas Jalan Tol Trans Sumatra juga menjadi akses penghubung sentra-sentra produksi, akses menuju daerah yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, membuka banyak peluang usaha dan lapangan pekerjaan baru terutama yang berada di sekitar jalan tol, serta mempermudah akses ke berbagai destinasi wisata.
“Seiring dengan kecepatan, kita juga membutuhkan inovasi dalam pembangunan infrastruktur. Inovasi memberikan nilai tambah dan sisi lain yang lebih humanis pada setiap infrastruktur yang dibangun, di mana struktur yang kokoh akan menyatu dengan fungsi utamanya yang didukung oleh elemen estetika,” jelasnya.
Berbagai inovasi dengan seni dalam pembangunan infrastruktur publik juga dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat dan mampu menggugah rasa memiliki untuk merawat dan menjaga infrastruktur tersebut, sehingga dapat meningkatkan manfaat dan keberlanjutan infrastruktur.
Kementerian PUPR juga berinovasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital saat ini melalui penerapan Building Information Modelling (BIM) pada proyek-proyek infrastruktur di Indonesia seperti contoh BIM yang diterapkan di Jalan Tol ada di Jalan Tol Manado - Bitung dan Jalan Tol Pekanbaru – Bangkinang.
Menguti Menteri Basuki, Danang berpesan bahwa pembangunan tidak hanya mengandalkan kecerdasan saja “Smart is a must, but not sufficient”, namun juga harus memiliki akhlakul karimah. Akhlakul karimah berarti keberadaan yang memberi manfaat, rasa aman dan nyaman bagi lingkungan.
Baca juga: Rampung 2023, Konstruksi Jalan Tol Japek II Selatan Paket 3 Sukabungah – Sadang telah 69,11%
"Pesan Menteri Basuki kita semua harus selalu belajar mengikuti perkembangan zaman yang semakin dinamis, penuh tantangan dan persaingan agar dapat menjadi insan yang merupakan a part of solution bukan a part of problem. Tidak ada satu karya infrastruktur yang dapat di klaim oleh seseorang, namun sesungguhnya setiap karya infrastruktur adalah buah kerjasama tim yang solid," tegasnya. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News