Padang, Padangkita.com – Pasa Ateh atau Pasar Ateh punya sejarah panjang yang melintasi zaman. Dibangun kolonial Belanda dengan mengerahkan pekerja rodi dari Agam tahun 1858, Pasa Ateh telah mengalami banyak perubahan.
Tahun 1980-an, Pasa Ateh merupakan pusat penjualan kain (tekstil). Kemudian sejak tahun 1990-an, menjadi pusat penjualan mukena, sulaman baju, dan hijab.
Baca juga: Kerugian Pasa Ateh Diperkirakan Mencapai Rp1,5 Triliun
Pasar ini mengalami kebakaran pada Oktober 2017 lalu. Kebakaran tersebut yang menyebabkan hilangnya lebih dari 1.000 kios pedagang.
Rekonstruksi Pasa Ateh Bukittinggi dimulai pada Agustus 2018 dan selesai pada Desember 2019. Pasa Ateh didesain dengan konsep green building sehingga sirkulasi udara di dalam pasar menjadi lebih baik.
Hal ini membuat gedung tidak memerlukan pendingin ruangan dan menjadi lebih hemat energi.
Baca juga: Sepintas Sejarah Pasa Ateh, Hegemoni Ekonomi Bukittinggi
Pasa Ateh tidak hanya berfungsi sebagai pusat perdagangan, tetapi juga sebagai destinasi wisata belanja yang berlokasi strategis di jantung kota dan langsung berhadapan dengan kawasan Jam Gadang. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News