Selain Punya Perlintasan Hewan, Ruas Jalan Tol Trans Sumatra Ini yang Pertama Pakai Teknologi CSP

Selain Punya Perlintasan Hewan, Ruas Jalan Tol Trans Sumatra Ini yang Pertama Pakai Teknologi CSP

Jalan Tol Pekanbaru - Dumai punya jalur khusus terowongan perlintasan hewan. [Foto: dok. HKI]

Pekanbaru, Padangkita.com – Pembangunan jalan tol di Indonesia tidak hanya menggunakan teknologi, tetapi juga mempertimbangkan kondisi alam di sekitar jalan tol. Seperti halnya konstruksi Jalan Tol Pekanbaru - Dumai di Provinsi Riau. Jalan tol ini punya lima underpass berbentuk terowongan sebagai jalur perlintasan gajah dan beruang.

Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti mengatakan pembangunan konstruksi tersebut merupakan upaya pemerintah dalam menerapkan infrastruktur hijau (green infrastructure).

“Di di jalan Tol Pekanbaru - Dumai dibangun lima jalur perlintasan untuk gajah dan beruang dalam bentuk terowongan. Dengan ini maka perlintasan hewan tetap ada meskipun pembangunan infrastruktur dilakukan,” ujar Diana dalam Konferensi Nasional Green Economy Indonesia Summit 2022: The Future Economy of Indonesia, Rabu (11/5/2022) lalu.

Terowongan satwa ini memilki bentang 25 hingga 45 meter dengan tinggi 5,1 meter. Di pinggir terowongan, tetap ada tanaman hijau agar menyerupai habitat asli.

Terowongan ini persisnya dibangun di Seksi IV Kandis Utara – Duri yang melintasi Kawasan Suaka Margasatwa Balai Raja dan Siak Kecil.

Kandis Utara - Duri sendiri diketahui merupakan koridor perlintasan Gajah Sumatra dengan jumlah populasi sekitar 50 ekor.

Pakai Teknologi CSP & Mortar Busa

Jalan Tol Pekanbaru - Dumai atau biasa disebut juga ‘Permai telah diresmikan Presiden RI Joko Widodo secara virtual pada Jumat, 25 September 2020.

Jalan tol Permai, yang merupakan salah satu ruas dari Jalan Tol Trans-Sumatra (JTTS) dibangun oleh anak usaha BUMN PT Hutama Karya (Persero) (HK) bernama PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) sejak tahun 2017.

Jalan tol dengan panjang 131 km tersebut terdiri dari 6 (enam) seksi yakni yaitu Seksi 1 Pekanbaru – Minas (9,5 km), Seksi 2 Minas – Kandis Selatan (24,1 km), Seksi 3 Kandis Selatan –Kandis Utara (16,9 km), Seksi 4 Kandis Utara –Duri Selatan (26,2 km), Seksi 5 Duri Selatan –Duri Utara (29,45 km), dan Seksi 6 (Duri Utara – Dumai (25,05 km).

Dalam pembangunan Jalan Tol Permai Seksi 4, HKI menggunakan teknologi CSP & Mortar Busa sepanjang 159 meter. CSP merupakan inovasi struktur baja plat yang dimodifikasi dengan bentuk bergelombang sehingga kekuatan strukturnya meningkat hingga 50 kali lipat.

Mortar Busa merupakan bahan pengganti/agregat di atas CSP untuk yang memiliki keunggulan yakni berat jenisnya yang hanya 0,9 ton/m3 atau kurang lebih setara dengan setengah dari berat timbunan tanah, namun memiliki daya tahan tinggi (strength).

Penggunaan CSP & Mortar Busa menjadikan jalan tol Permai sebagai jalan tol pertama di Indonesia yang menggunakan CSP & Mortar Busa di jalur utamanya (main road).

Dibandingkan menggunakan timbunan, penggunaan CSP & Mortar Busa pada main road jalan tol lebih ringan secara bobot, sehingga pondasi struktur menjadi lebih hemat. CSP yang merupakan produk rakitan ini, memiliki struktur kuat dengan durabilitas tinggi. Hal ini membuat proses pengerjaan di lokasi proyek sangat minim dan bersih karena hanya terdapat kegiatan instalasi dan finishing sehingga lebih cepat dalam proses pelaksanaannya.

Selain lebih cepat, penggunaan CSP membuat pelaksanaan di proyek lebih mudah karena tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca, ditambah konsumsi bahan alamnya yang jauh lebih sedikit daripada menggunakan metode timbunan. Penggunaan CSP & Mortar Busa membuat masa konstruksi lebih efisien 60-70% dan menghemat waktu pekerjaan hingga 50% dibandingkan konstruksi konvensional.

Direktur Operasi II HKI I Wayan Mandia memaparkan, penggunaan CSP & Mortar Busa di Tol Permai ini memiliki tantangan tersendiri.

Baca juga: Progres Capai 80,63 Persen, Jalan Tol yang Terhubung Tanggul Laut Ini Pakai Matras Bambu

“HKI baru pertama kali menggunakan CSP & Mortar Busa di jalur utama jalan tol, diperlukan perhatian khusus mulai dari konsep desain, gambar pelaksanaan, dan ketelitian yang dituangkan dalam metode pelaksanaan lapangan, serta intens melakukan pengawasan dan evaluasi berkala pelaksanaan juga improvement untuk mempercepat setiap tahapan pekerjaan, sehingga dapat menghasilkan karya terbaik,” jelas Wayan di website resmi HKI. [*/pkt]

Baca Juga

Hutama Karya Resmi Mulai Konstruksi JTTS Tahap II, Ini Daftar Proyek Jalan Tol yang Dibangun
Hutama Karya Resmi Mulai Konstruksi JTTS Tahap II, Ini Daftar Proyek Jalan Tol yang Dibangun
Serius Ingin Ikut Biayai Flyover Sitinjau Lauik, Ini Pengalaman Bank Nagari di Proyek-proyek Besar
Serius Ingin Ikut Biayai Flyover Sitinjau Lauik, Ini Pengalaman Bank Nagari di Proyek-proyek Besar
Pemprov Upayakan Perbaikan Jalan Balingka – Padang Lua Menggunakan Anggaran Pusat
Pemprov Upayakan Perbaikan Jalan Balingka – Padang Lua Menggunakan Anggaran Pusat
Trase Jalan Tol Sicincin-Bukittinggi Diusulkan Pindah jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar
Trase Jalan Tol Sicincin-Bukittinggi Diusulkan Pindah jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar
'Groundbreaking' Flyover Sitinjau Lauik Dijadwal Desember, Begini Progres Pengadaan Lahannya
'Groundbreaking' Flyover Sitinjau Lauik Dijadwal Desember, Begini Progres Pengadaan Lahannya
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar