Jambi, Padangkita.com - Gubernur Jambi, Al Haris menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi tengah merencanakan untuk melakukan napak tilas Sungai Batanghari ke sejumlah daerah di Sumatra Barat (Sumbar).
Daerah yang merupakan hulu Sungai Batanghari yang masuk napak tilas adalah Solok Selatan dan Dharmasraya. Kegiatan napak tilas Batanghari ini merupakan rangkapan kegiatan budaya ‘Kenduri Swarna Bhumi’ yang merupakan salah satu event nasional di Provinsi Jambi.
Rencana napak tilas Batanghari ke daerah Sumbar ini disampaikan Gubernur Al Haris saat menghadiri pelantikan dan pengukuhan DPD Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) Kabupaten Merangin, Jambi, Minggu (20/3/2022).
DPD IKM Merangin dilantik dan dikuhkan oleh Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah sebagai Dewan Penasehat DPP IKM mewakil ketua DPP IKM.
“Kami akan membuat napak tilas Sungai Batanghari yang dimulai dari Solok Selatan naik perahu singgah di Dharmasraya hingga berakhir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan kegiatan ini kami namakan sebagai ‘Kenduri Swarna Bhumi’ yang merupakan salah satu event nasional di Provinsi Jambi," unglap Gubernur Al Haris.
Ia menjelaskan, pada zaman Belanda masyarakat Dharmasraya mencari rempah-rempah di Provinsi Jambi begitu juga sebaliknya. Menurut Al Haris, Provinsi Jambi dengan Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) secara historis sudah menyatu dengan mengalirnya Sungai Batanghari yang hulunya berada di wilayah Sumbar.
"Secara historis Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatra Barat tidak bisa dipisahkan karena Sungai Batanghari membentang di dua provinsi ini yang hulunya dari Sumatra Barat. Ada sekitar 17 persen Sungai Batanghari ini ada di wilayah Sumatra Barat yaitu dari Pesisir Selatan, Solok Selatan, Dharmasraya dan Gunung Rasan, kemudian terus mengalir melalui Tebo sampai ke Tanjung Jabung Timur," ujar Gubernur Al Haris.
Ia menyebutkan, orang Minangkabau terkenal dengan keuletan dan kegigihan dalam berusaha serta jiwa berwirausaha yang tinggi. Masayarakat Minang, lanjut dia, juga punya budaya mengembangkan dan menempa diri dengan merantau.
Ada sebuah falsafah Minang yaitu ‘alam takambang jadi guru’, sehingga masyarakat Minang menimba ilmu pengetahuan di mana pun di muka bumi untuk kehidupan yang lebih baik.
"Falsafah tersebut menjadi salah satu kekuatan masyarakat Minang yang ada di Kabupaten Merangin untuk ikut berkarya dan berkontribusi dalam memajukan Provinsi Jambi serta mendukung program Pemerintah Provinsi Jambi. Masyarakat Minang yang ada di Jambi juga turut berontribusi dalam proses pembangunan Provinsi Jambi, karena mereka memiliki prinsip harus sukses di perantauan," tuturnya.
Lebih jauh ia menyebutkan, banyak masyarakat Minang yang sudah menyatu dengan masyarakat Jambi di Kabupaten Merangin.
“Sehingga saya mengharapkan ke depannya untuk dapat lebih bekerja sama dengan baik dalam membangun Provinsi Jambi tanpa memandang perbedaan yang ada karena kita semua sudah menyatu," ungkap Gubernur Al Haris. [*/pkt]