Padang, Padangkita.com - Buya Hamka ternyata memiliki kesan tersendiri dengan Jusuf Hamka, seorang Tionghoa yang menjadi mualaf kelak dikenal sebagai pengusaha superkaya yang dermawan.
Sampai-sampai, ia melekatkan namanya untuk dipakai pada pria yang bernama asli Alun Joseph tersebut.
Cerita mengenai mualafnya Jusuf Hamka dikisahkan kembali oleh cucu Buya Hamka, Minong yang didampingi sang ibu Azizah, anak dari Buya Hamka sebagaimana ditayangkan di kanal YouTube Denny Sumargo.
"Satu-satunya orang yang dikasih nama Hamka di belakangnya, cuma Jusuf Hamka," ujar Minong.
Minong mengatakan, kakeknya, Buya Hamka— singkatan Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah—punya banyak sekali anak angkat. Mereka semua disebut sebagai anak “ke-11”. Sebab, anak kandung Buya Hamka sendiri berjumlah 10 orang.
Jusuf Hamka adalah salah satu anak angkat Buya Hamka yang diistilahkan dengan "anak ke-11" tersebut.
Minong mengisahkan, cerita yang ia dengar ketika awal Jusuf Hamka masuk Islam.
Awalnya, Jusuf yang bernam asli Alun itu menemui pengurus Masjid Agung Al-Azhar Jakarta untuk mencari Buya Hamka. Namun, saat itu, Buya Hamka sedang di rumah.
Akhirnya, Alun dibawa oleh pengurus masjid ke rumah Buya Hamka. Alun mengutarakan niatnya hendak belajar Islam kepada Buya Hamka. Ia merasa sebaiknya mempelajari Islam sebelum memutuskan menjadi Muslim.
Namun, sebaliknya, Buya Hamka malah mengajak Alun agar bersyahadat dahulu.
"Besok sajalah, Buya," kata Alun kepada Buya Hamka ditirukan Minong.
"Jangan! Nanti kau kesandung, tahu-tahu ada apa-apa di jalan, kau belum Islam," seru Buya seperti diceritakan Minong.
Setelah mualaf, Alun tak henti belajar Islam kepada Buya Hamka. Sampai akhirnya, Buya Hamka menawarkan dia untuk mengganti nama.
"Nama kau sekarang diganti saja. Jangan Babah Alun, Babah Alun. Jadi Muhammad Jusuf Hamka," ujar Buya Hamka.
Baca juga: Kisah Buya Hamka dan Putrinya yang Sakit Dicegat Saat Mau Menunaikan Haji, Ternyata…
Buya Hamka tak hanya ulama besar, ia juga sastrawan yang punya banyak karya. Buya Hamka adalah pendiri dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama periode 1977-1981. [den/pkt]