Pariaman, Padangkita.com - Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Pariaman, Hertati Taher menghimbau pada seluruh sekolah yang ada di Kota Pariaman, untuk mengajarkan dan mengenalkan kembali permainan tradisional kepada anak didik mereka.
Lanjutnya, selain itu permainan tradisional ini juga bisa mengurangi keterikatan mereka seharian dalam bermain gadget, dan memupuk kembali adanya rasa kebersamaan dalam diri mereka, serta mempunyai sikap toleransi antar sesama.
Salah satu sekolah yang telah melaksanakan himbauan tersebut yakni SDN 04 Desa Batang Tajongkek Kecamatan Pariaman Selatan. Sekolah yang dikepalai oleh Afdhal Fuady ini sudah memulai kegiatan tersebut di awal tahun 2022 sebagai pelajaran ekstrakurikuler anak didik mereka di sekolah.
Afdhal mengungkapkan, sangat penting sekali memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak didik.
"Apalagi di era digital saat ini, dengan tujuan untuk menjalin kembali kebersamaan diantara mereka tanpa adanya embel-embel gadget yang menghalanginya,"sambung Afdal.
Ia mengutarakan, untuk minggu pertama, sekolah mengenalkan permainan tradisional “Badia Batuang dan Ular Naga” kepada mereka.
"Mereka sangat antusias sekali mempelajari dan mencoba untuk memainkannya”, ujar Afdhal Senin (10/1/2022).
Badia Batuang adalah sebuah permainan yang terbuat dari potongan bambu yang diberi lobang ditengah-tengahnya dan ujungnya, kemudian diberi minyak tanah dan sumbu, kemudian disulut dengan api agar mengeluarkan bunyi dentuman yang keras.
"Kemudian untuk permainan ular naga, anak-anak memainkannya secara berkelompok. Permainan ini terdiri dari dua orang yang bertugas sebagai pintu gerbang untuk menangkap naga-naga yang dilalui oleh induk dan anak-anak naga, sambil menyanyikan lagu," ulas Afdhal.
Afdhal menjelaskan, bahwa permainan tradisional yang mereka kenalkan ke siswa bukan hanya dua permainan ini saja, akan tetapi banyak lagi permainan tradisional yang akan mereka kenalkan ke siswa, seperti permainan gasiang, congklak, gundu batu, kelereng, enggrang, karet tali, cabur, dan lainnya.
“Jadi anak didik kami selain hari minggu, mereka juga bisa memainkannya di jam istirahat atau di jam olahraga di sekolah, karena untuk semua jenis permainan tersebut sudah kami fasilitasi dengan menggunakan dana BOS”, tangkas Afdhal. [*/isr]