Padangkita.com – Sebanyak 16 warga yang mendapatkan perawatan intensif akibat keracunan penyu sudah kembali ke rumah masing-masing, Senin (26/02/2018) siang. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Lahmuddin Siregar mengatakan kondisi pasien sudah membaik sehingga diperbolehkan menjalani rawat jalan.
“Mereka sudah bisa rawat jalan, tinggal pemulihan. Petugas kita nanti masih melakukan pemantauan ke rumah mereka,” ujar Lahmuddin kepada Padangkita.com, Senin (26/02/2018).
Lahmuddin mengharapkan kasus keracunan akibat mengonsumsi penyu tidak terulang kembali. Ia juga mengharapkan masyarakat memahami bahaya mengonsumsi penyu. Menurutnya, tidak ada jaminan daging penyu aman untuk dikonsumsi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap penyu yang menyebabkan keracunan dan kematian di Mentawai pada 2013, ternyata penyu tersebut mengandung racun arsenik. Kandungan arsenik sangat berbahaya bagi tubuh manusia, bahkan bisa menyebabkan kematian.
“Semoga kejadian ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk tidak lagi mengonsumsi penyu. Selain merupakan hewan yang dilindungi, penyu juga tidak aman untuk dimakan. Ke depannya, Dinkes juga akan melakukan sosialisasi ke masyarakat mengenai kejadian ini dan bahaya konsumsi penyu,” ujarnya.
Sebelumnya, sekitar 104 warga dari enam suku di Desa Pasakiat, Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya mengalami keracunan seusai mengonsumsi penyu dalam suatu acara adat, Minggu (18/02/2018).
Akibat keracunan ini, tiga orang meninggal dunia dan 16 orang lainnya mesti mendapatkan perawatan intensif. Dua orang dirawat di puskesmas, sedangkan 14 orang dirawat di Balai Desa. Sementara itu, tiga orang meninggal dunia, yaitu dua balita dan satu orang lansia.