Jakarta, Padangkita.com - Penulis yang juga penggiat media sosisial, Tere Liye memberikan sindiran menohok kepada rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo terkait Gross Domestic Product (GDP) per kapita Indonesia yang dia nilai sangat memiriskan dibanding negara tetangga.
"Kalian lihat grafik ini. Datanya valid. Bukan abal2, apalagi cuma perasaan," beber Tere Liye mengawali unggahannya di lama Facebook miliknya, Selasa (18/1/2022).
Tere Liye, penulis novel 'Negeri Para Bedebah' ini melanjutkan, Sejak tahun 1970, Indonesia, Thailand dan Malaysia itu bisa dilihat pertumbuhan GDP per kapita-nya. Apa itu GDP per kapita, simpelnya adalah: pendapatan per kepala. Angka ini bisa selintas dipakai utk mengetahui seberapa sejahtera/makmur sebuah negara.
"Lihat grafik yg diposting ini. Datanya dari Bank Dunia," ajaknya sembari melampirkan foto grafik pertumbuhan DGP tiga negara di Asia Tenggara, termasuk Malaysia dan Thailand.
Dia menguraikan, pada tahun 1970-1996 (sebelum krisis moneter), Indonesia grafiknya melandai, Malaysia dan Thailand meroket. Tahun 1996, Indonesia hanya di 1.100 USD, Thailand jadi 3.000 USD, Malaysia nyaris 5.000 USD.
Setelah krismon, 1999-2011, Indonesia lumayan bisa sama pertumbuhannya dgn Malaysia dan Thailand. Lihat grafiknya. Naik. "Tapi nasib lagi, 2012-2020, lagi2, grafik kita melandai lagi. Sementara Malaysia dan Thailand, meski sempat turun naik, terus meroket," beber dia.
Lanjut dia menulis, "Perhatikan angka tahun 2020, saat Malaysia sudah di 10.400 USD per kepala per tahun, Thailand sudah 7.000 USD, Indonesia masih di angka 3.800 USD. Apa artinya?"
Menurut dia, Indonesia jauh tertinggal dari dua negara tetangga tersebut. "Kita hanya separuh dibanding Thailand, dibanding Malaysia, lebih kacau lagi. "Well, itulah yang menjelaskan kenapa 3 juta lebih rakyat Indonesia mencari nafkah di Malaysia," lanjutnya.
"Itulah realitasnya, Kawan. Indonesia itu miskin. Dan sudah miskin, utang kita buanyak. Orang lain sih, utang banyak, tapi pendapatannya tinggi. Kita? Sudah banyak utang, banyak gaya pula. Bayangkan di sebuah gang, ada rumah, yg pendapatannya kecil, utang banyak, bergaya pengin rumahnya tingkat 3, bikin rumah baru lagi di belakang, dll, dsbgnya. Buat apa sih? Pengin terlihat modern, hebat di masa depan?"
Menurut dia, padahal, kalau mau hebat di masa depan, pemerintah hanya perlu membereskan 3 hal saja di negeri ini: penegakan hukum, pendidikan, kesehatan. "Bereskan 3 ini, ekonomi kita akan meroket dengan sendirinya," saran dia.
Baca Juga : Ekonomi Sumbar 2022 Dipatok Tumbuh 5 Persen, Ini Sektor yang Kuat Menurut BI
Namun dengan realita saat ini dirinya pesimis karena kelakuan rezim berkuasa yang bangun sana sini tanpa perhitungan matang.
"Sayangnya, mereka malah sibuk bangun sana, bangun sini, bikin ibukota baru, bergaya banget, lupa, duuh Gusti, lihat tabel ini. Indonesia itu teruuus tertinggal dibanding negara tetangga. Apalagi bandingin Singapore, wah tambah blangsak. Baiklah. Salam buat Harun Masiku," tutupnya. [isr]