Painan, Padangkita.com - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) RI, Halim Iskandar memutuskan Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) sebagai lokasi puncak peringatan ke-71 Hari Bakti Transmigrasi (HBT) yang jatuh pada 12 Desember 2021.
Pessel dijadikan sebagai pusat kegiatan HBT tahun ini merupakan bagian dari apresiasi pemerintah pusat kepada semua unsur, khususnya masyarakat, atas dukungan pada program transmigrasi, sehingga bisa berkembang dengan baik dan maju.
"Masyarakat Pesisir Selatan telah memberi ruang bagi para warga transmigran. Solidaritas seperti itu patut diapresiasi," ujar Halim saat bertemu dengan Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar di Jakarta, Senin (29/11/2021).
Pada pucak peringatan HBT akan digelar pameran produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), produksi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dari daerah transmigrasi.
Menurut Halim, banyak hal yang harus dibahas dengan pemerintah daerah terkait percepatan pengembangan wilayah transmigrasi.
Bahkan, Halim juga memuji masyarakat dan Pemkab Pessel yang begitu paham dengan segala perbedaan dan semangat kebhinekaan. Meski berlainan suku, budaya, tapi mereka tetap bisa hidup rukun berdampingan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Tanpa adanya penerimaan yang baik dari masyarakat pribumi, ucap Halim, kerukunan tidak akan terwujud. Berbagai konflik horizontal pasti akan terjadi, sehingga berbagai program pembangunan di wilayah transmigrasi tidak akan berjalan lancar.
"Karena kemajuan tercipta dari harmoni, maka saling menghargai tetap terjaga," ucapnya.
Halim juga meminta agar Pemkab Pessel tetap memperhatikan kerukunan kehidupan masyarakat transmigrasi Lunang dan Silaut, mengingat perbedaan latar belakang suku, budaya dan adat mereka dengan pribumi.
Sementara itu, Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar mengatakan, bahwa sejak awal Pesisir Selatan memberikan perhatian besar terhadap warga transmigrasi. Setelah bantuan pemerintah pusat berakhir, transmigran di Lunang dan Silaut mulai merasakan kesulitan ekonomi.
Maka, kata Rusma, Pemda lah yang saat itu mengajak dan menyosialisasikan perkebunan kelapa sawit di kawasan transmigrasi, mulai dari proses penanaman, pemeliharaan, hingga panen.
"Alhamdulillah, kini telah terlihat hasilnya. Mereka sudah mandiri, bahkan turut serta dalam memajukan pembangunan daerah," ujar Rusma.
Selain itu, Rusma juga mengusulkan kepada Mendes soal program cetak sawah baru, guna menjaga ketahanan pangan di wilayah transmigrasi. Kemudian, perbaikan pusat bisnis dan Kawasan Perkotaan Baru (KPB).
Baca juga: Pabrik Furnitur Terbakar di Lakitan Pessel, Kerugian Capai Rp1,2 Miliar
Diketahui, kawasan transmigrasi di Kecamatan Lunang dibuka pada 1973, masa pemerintahan Presiden Soeharto. Kecamatan Silaut pada 1979 dan terakhir pengiriman 2009, mereka mayoritas berasal dari Jawa. [*/pkt]