
Peti kemas (Foto: setkab.go.id)
Padangkita.com – Laju ekspor Sumatra Barat sepanjang awal tahun ini kembali mengalami kejatuhan. Per Januari 2018, ekspor Sumbar terpuruk sebesar 30,30 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, total ekspor sepanjang Januari 2018 hanya US$140,36 juta turun dari Januari tahun lalu US$201,38 juta.
“Kalau dibandingkan Januari tahun lalu turun 30,30 persen, tetapi dari bulan sebelumnya justru naik 5,80 persen,” kata Kepala BPS Sumbar, Sukardi, Kamis (15/2/2018).
Ekspor Sumbar masih didominasi kelompok minyak hewan nabati atau CPO (cruid palm oil) yang mencapai 65 persen dari total ekspor.
Kemudian, produk karet dan turunannya, kelompok garam, belerang dan kapur, berbagai produk kimia, ampas dan sisa industry makanan, daging dan ikan olahan, ikan dan udang, buah-buahan, dan produk teh getah dan damar.
Sementara itu, negara tujuan ekspor masih didominasi Amerika Serikat, India dan Singapura. Selain itu, adalah Myanmar, Malaysia, Bangladesh, Selandia Baru, Sri Lanka, dan Jepan.
Kepala Bank Indonesia Sumbar, Endy Dwi Tjahjono mengatakan ekspor perlu ditingkatkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Terutama dengan memperkaya produk ekspor yang seluruhnya adalah dari sektor nonmigas.