30 Pasien Covid-19 di RSUD Lubuk Basung Meninggal Dunia karena Ketiadaan Ventilator

30 Pasien Covid-19 di RSUD Lubuk Basung Meninggal Dunia karena Ketiadaan Ventilator

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah di RSUD Lubuk Basung, Agam. [Foto: Kominfotik Sumbar]

Padang, Padangkita.com – Kabupaten Agam termasuk salah satu daerah di Sumatra Barat (Sumbar) dengan jumlah kasus Covid-19 yang tinggi. Namun, penanganan pasien Covid-19 di daerah ini belum didukung oleh rumah sakit yang mamadai.

Hal itu terungkap ketika Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah berkunjung ke RSUD Lubuk Basung, Jumat (30/7/2021). Selain belum punya ventilator, rumah sakit milik Pemkab Agam ini juga mengeluh kesulitan pasokan obat.

Direktur RSUD Lubuk Basung Syahrizal Antoni kepada Gubernur Mahyeldi melaporkan saat ini pasien Covid-19 yang dirawat sebanyak 46 orang. Sebagian besar kondisi berat dengan usia rata-rata di atas 60 tahun.

Dalam bulan Juli ini, kata Syahrizal, tercatat 30 orang pasien Covid-19 meninggal dunia akibat tidak mendapat dukungan ventilator.

"Kami belum punya ventilator Pak Gubernur. Ketika pasien kami rujuk ke rumah sakit lain, ketersediaan kamar pun kerap penuh. Rata-rata usia yang meninggal di atas 60 tahun dan punya penyakit bawaan. Pasien Covid-19 non-komorbit yang meninggal masih nol," ujar Syahrizal kepada Mahyeldi.

Saat kunjungan tersebut, dari penjelasan dokter yang bertugas, ada 4 orang pasien dengan kondisi berat yang butuh ventilator.

Selama ini, kata Syahrizal, sebagai pengganti ventilator, mereka memakai 1 unit High Flow Nasal Canal (HNFC) bantuan provinsi.

"Jika tidak ada ventilator kalau bisa ditambah HNFC saja Pak, lumayan bisa membantu. Kita sudah dapat bantuan dari provinsi 1 unit, kalau bisa ada 3 atau 4 unit lagi akan sangat membantu," tambahnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Martias Wanto menambahkan, untuk pengadaan ventilator termasuk tempat tidur, Pemkab Agam telah berupaya melakukan pengadaan melalui dana Biaya Tidak Terduga (BTT) murni. Namun, terkendala administrasi pengaturan dana kedaruratan sehingga perlu dikonsultasikan ke BPKP dan telah 15 hari belum ada jawaban.

Mendapat laporan tersebut, Mahyeldi langsung menghubungi BPKP Sumbar, tapi belum mendapat jawaban memuaskan. Gubernur juga menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Sumbar.

"Pak Kadis, coba dicek ke daerah-daerah, rumah sakit mana yang butuh ventilator. Saya sekarang sedang di Lubuk Basung, di sini belum ada ventilator. Kesediaan obat antivirus juga dicek," tegas Mahyeldi.

Baca juga: Gubernur Mahyeldi Minta RS Siapkan Psikolog untuk Semangati Pasien Covid-19

Dalam kesempatan itu, Mahyeldi juga berdialog dengan tenaga kesehatan di RSUD dan mengingatkan untuk membuatkan jadwal harian pasien Covid-19 secara baik, termasuk bimbingan psikologi dan spiritual agar bisa memberikan sugesti dan semangat pada pasien. (*/pkt)

Baca Juga

Mahyeldi-Vasko Kolaborasi dengan Kadin  Kembangkan Dunia Usaha di Sumbar
Mahyeldi-Vasko Kolaborasi dengan Kadin Kembangkan Dunia Usaha di Sumbar
Mahyeldi Kenalkan Program Nagari Creative Hub saat Kampanye di Nanggalo Kota Padang
Mahyeldi Kenalkan Program Nagari Creative Hub saat Kampanye di Nanggalo Kota Padang
Didukung Ninik Mamak X Koto, Mahyeldi Janjikan Alokasi Khusus untuk KAN dan Bundo Kanduang
Didukung Ninik Mamak X Koto, Mahyeldi Janjikan Alokasi Khusus untuk KAN dan Bundo Kanduang
Blusukan ke Pasar Padang Panjang, Mahyeldi Terima Keluhan Pedagang Soal Daging Impor
Blusukan ke Pasar Padang Panjang, Mahyeldi Terima Keluhan Pedagang Soal Daging Impor
Mahyeldi Berkomitmen Upayakan Harga Gambir yang Stabil untuk Kesejahteraan Petani
Mahyeldi Berkomitmen Upayakan Harga Gambir yang Stabil untuk Kesejahteraan Petani
Kunjungi Pusat Kerajinan Tenun di Kubang, Mahyeldi Dorong Pelestarian Songket
Kunjungi Pusat Kerajinan Tenun di Kubang, Mahyeldi Dorong Pelestarian Songket