Padang, Padangkita.com – Dua dari tiga alat ekstraksi untuk pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) milik Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) mengalami kerusakan.
Kini, sebagian besar sampel spesimen untuk mendeteksi Covid-19 terpaksa dikerjakan secara manual.
“Anggota saya harus kerja tanpa istirahat. Yang kemarin saja, 3.676 sampel dari malam diperiksa, baru selesai tadi pagi,” kata dr. Andani Eka Putra, Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Unand, kepada Padangkita.com, Sabtu (24/7/2021) siang.
Ia memperkirakan, alat ektraksi PCR tersebut selesai diperbaiki paling cepat Rabu (28/7/2021) mendatang. Sebab, untuk memperbaiki alat produk Korea tersebut, harus mendatangkan teknisi dari Jakarta.
“Mungkin sekitar Rabu atau Kamis selesai,” ujar Andani yang juga Tenaga Ahli Menteri Kesehatan melalui telepon selulernya.
Dengan kerja manual, Andani menyebut, jumlah sampel yang diperiksa jadi terbatas. Saat semua atau 3 alat berfungsi, pemeriksaan PCR bisa mencapai 5.500 sampel atau lebih per hari. Kini, paling banyak sekitar 3.500-4.000 sampel.
Akibatnya, pemeriksaan sampel yang datang dari 19 kabupaten/kota di Sumatra Barat (Sumbar) terpaksa harus ditunda dan menunggu antrean.
Soal biaya perbaikan alat, Andani menyebut ditanggulangi sendiri olehnya. Namun, ia menyayangkan perhatian pemerintah daerah yang minim pada pegawai yang bekerja di laboratorium yang dipimpinnya.
Andani mengungkapkan, pegawai yang bekerja di laboratorium Unand dan di Baso, Agam sekitar 140 orang. Kini, lanjut Andani, mereka harus bekerja tanpa istirahat. Sejauh ini, tidak ada perhatian dan dukungan pemerintah daerah untuk mereka.
“Tidak ada insentif, uang makan, atau dukungan lainnya,” sesal Andani.
Padahal, lanjut Andani, keberadaan laboratorium untuk penanggulangan Covid-19 amat penting. Apalagi, laboratorium Unand adalah satu-satunya laboratorium yang menjadi andalan pemeriksaan PCR di Sumbar dan beberapa provinsi lainnya.
Baca juga: Laboratorium Unand Pimpinan Andani Butuh Anggaran Pemerintah untuk Teliti Varian Delta di Sumbar
“Kalau semua alat kita bekerja normal, kita selalu yang tertinggi dalam pemeriksaan PCR,” ujar Andani yang mengaku tengah berada di Surabaya. (*/pkt)