Lubuk Basung, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah Datuak Marajo mengungkapkan masyarakat Minangkabau dikenal memiliki keunikan budaya sebagai identitas diri.
Salah satu keunikan itu adalah sistem matrilineal dalam pewarisan suku, harta pusaka, dan gelar kebesaran adat.
Kearifan lokal Minangkabau, kata Mahyeldi, tampak nyata dari pola hidup masyarakat yang menjunjung tinggi adat dan agama, sehingga muncul filosofi “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah “ atau ABS-SBK.
"Untuk menjaga adat budaya, ABS-SBK perlu digali, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan, terutama bagi generasi muda saat ini. Itu akan menyatu dalam kehidupan keseharian," ujar Mahyeldi saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengamalan ABS-SBK bagi generasi muda Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi, Jumat (9/7/2021).
Mahyeldi menyebut, ABS-SBK bertujuan untuk memperjelas kembali jati diri etnis Minangkabau sebagai sumber harapan dan kekuatan yang mampu menggerakan ruang lingkup kehidupan keseharian.
"Maka dari Bimtek ini bisa memberikan dan akan melahirkan generasi muda yang memiliki pengetahuan agama Islam, adat, dan falsafah hidup orang Minangkabau," urainya.
Kepada generasi milenial Minangkabau, Mahyeldi berharap bisa menjaga dan melestarikan, nilai-nilai ABS-SBK, sehingga melekat dalam karakter kehidupan sehari-hari.
"Jangan sampai orang Minang ini lebih Barat pula dari Sumatra Barat," ujar Mahyeldi.
Lebih jauh ia mengungkapkan, banyak faktor yang membuat bangga dalam penerapan ABS-SBK. Sebab, falasah hidup orang Minang ini merupakan kolaborasi antara adat dan agama Islam yang diaplikasikan dalam kehidupan sosial budaya Minangkabau. Hal ini dapat dilakukan dengan pembinaan generasi muda di surau-surau, dan masjid di setiap kelurahan atau nagari.
Mahyeldi mengingatkan ABS-SBK dan “syarak mangato adat memakai”, perlu diwariskan dan ditransformasikan kepada generasi-generasi mendatang, sehingga budaya Minangkabau akan terpelihara.
Untuk itu, lanjut Mahyeldi, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melalui Dinas Kebudayaan mengambil peran dalam menjaga agar pemahaman nilai-nilai pada ABS-SBK terus terjaga.
Sementara itu, Bupati Agam Andri Warman mengharapkan kepada peserta Bimtek yang berasal generasi milenial Minangkabau bisa mengamalkan ABS - SBK dalam kehidupan sehari-hari.
"Karena rendahnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam, adat dan budaya pada generasi muda, kita tidak ingin penerapan ABS-SBK hanya tinggal slogan sebagai kearifan lokal. ABS-SBK tidak boleh tinggal menjadi kenangan, cerita saja, harus kita jaga bersama, terutama bagi generasi milenial Minangkabau," sebut Andri.
Ia menginginkan ABS-SBK ini bisa diterapkan di seluruh nagari di Agam dengan mendirikan rumah tahfiz di setiap jorong, yang akan dikerjasamakan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam.
"Yang nantinya rumah rumah tahfiz tersebut akan melahirkan generasi milenial yang hafal Al-Quran," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti menyampaikan, tujuan kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas dan pemahaman nilai-nilai ABS-SBK kepada generasi muda.
Baca juga: Daerah Istimewa Minangkabau
ABS-SBK merupakan identitas diri masyarakat Minangkabau yang secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
"Kami berharap dari pelatihan ini para generasi milenial Minangkabau dapat menjadi bekal sebagai pewaris ABS-SBK. Karakter ABS-SBK tidak hilang pada mereka," sebutnya. (*/pkt)