Padangkita.com – Tahun 2017 jumlah penderita gizi buruk di Kota Padang mencapai 61 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Ferry Mulyani mengatakan dari jumlah tersebut, sebagian besarnya sudah beralih ke status gizi kurang, sedangkan 11 penderita lainnya masih dalam kondisi gizi buruk.
Meski demikian, Mulyani mengaku jika angka penderita gizi buruk di Padang mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, walaupun tidak merinci angka penurunannya. Ia juga mengungkapkan bahwa persentase gizi buruk di Padang masih bisa ditoleransi.
“Angka penderita gizi buruk di Padang yaitu 0,02 persen dari total jumlah penduduk. Angka tersebut masih jauh di bawah persentase gizi buruk Nasional dan Sumbar,” katanya kepada padangkita.com, Rabu (24/01/2018).
Menurutnya, kasus gizi buruk standarnya hanya boleh 0,5 persen dari total jumlah penduduk. Dari segi jumlah, penderita gizi buruk di Padang memang lebih banyak dari kabupaten/kota lainnya di Sumbar, tetapi dari segi persentasenya lebih rendah.
Menurut Mulyani, proses pemulihan penderita gizi buruk memang butuh waktu. Tidak sama dengan penyakit lainnya yang segera pulih seusai dirawat, penderita gizi buruk butuh waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun agar bisa beralih ke kondisi gizi kurang, kemudian beralih ke gizi baik.
Untuk mencegah gizi buruk, Kepala Dinas pun mengajak masyarakat untuk rutin membawa balitanya ke posyandu setiap bulan untuk dilakukan penimbangan. Dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang yang ada di posyandu, gejala gizi buruk bisa ditangkal.
Sementara itu, kasus gizi buruk yang diderita oleh Habil merupakan yang pertama di Padang tahun ini. Selain Habil, hingga kini pihak DKK Padang belum menerima laporan adanya kasus gizi buruk lainnya.
“Ini kasus yang pertama. Untuk kasus tahun lalu, masih ada sebelas kasus yang masih kita tangani,” ujar Mulyani seusai mengunjungi Habil di RSUD Dr. Rasidin Padang kepada Rabu (24/01/2018).
(J Sastra)