Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Penjelasan BMKG soal gempa beruntun di segmen Sianok
Padang, Padangkita.com - Wilayah Bukittinggi, Agam, Tanah Datar, dan sekitarnya diguncang gempa dengan kekuatan beragam sejak beberapa pekan terakhir. Mulai dari yang terkecil Magnitudo (M) 2 hingga terbesar M 4.
Catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, sejak tanggal 19 Februari hingga 23 Mei 2021 Pukul 12.09 WIB, sebanyak 14 gempa terjadi.
Dihubungi Padangkita.com, Kepala BMKG Padang Panjang, Irwan Slamet mengatakan, gempa beruntun tersebut terjadi di segmen sianok. Terjadi akibat adanya akitivitas sesar pada segmen tersebut.
Kata dia, segmen sianok merupakan bagian dari sesar Sumatra yang membentang dari Aceh sampai Lampung. Segmen sianok adalah salah satu dari empat segmen yang ada pada sesar Sumatra itu.
Menurut Irwan, lindu yang terjadi akibat adanya aktivitas sesar itu pada umumnya berkekuatan di bawah M 5. Pihaknya mencatat gempa telah terjadi sejak pada 19 Februari 2021 lalu yang menandakan segmen tersebut mulai aktif.
“Dari pantauan kami, sudah ada 19 gempa yang terjadi. Semuanya gempa kecil. Mulai dari tanggal 19 Februari hingga terakhir tadi (23/5/2021) pukul 12.09 WIB,” kata Irwan kepada Padangkita.com, Minggu (23/5/2021).
Irwan mengungkapkan, dari hasil monitoring yang dilakukan pihaknya terhadap rentetan gempa yang terjadi, terdapat pola pelepasan energi sedikit demi sedikit pada segmen tersebut.
Menurut dia, dengan adanya gempa kecil yang terjadi dan cukup sering dengan tempo yang tidak jauh, akumulasi energi pada segmen tersebut yang diperkirakan cukup besar akan berkurang sedikit demi sedikit.
“Jika kita perhitungkan dari segmen ini, dia (gempa) bisa keluar (kekuatannya) 7 koma lebih. Jadi dengan yang kecil-kecil ini, energi yang besar itu terlepas sedikit demi sedikit, seperti dicicil gitu,” terangnya.
Meski begitu, perkiraan lain dari pihaknya, rentetan gempa dengan kekuatan yang relatif kecil ini bisa jadi sebagai intro atau permulaan dari gempa yang cukup besar akan terjadi setelahnya.
Sebab, menurut dia, dari gempa yang terjadi pada 19 Februari lalu, kemudian disusul pada 30 April, periode tersebut rentang waktu normal gempa itu terjadi.
Namun, setelah periode itu, terjadi gempa beruntun pada bulan Mei 2021. Sehingga, hal tersebut bisa juga menandakan awalan sebelum energi besar dilepaskan.
“Apakah ini pre-shock atau awalan sebelum gempa besar, atau apakah ini pelepasan energi yang betul-betul pure nya energi yang akan dilepaskan,” sebutnya.
Irwan menyebutkan, pihaknya belum dapat memastikan diantara dua kemungkinan tersebut. Sebab, kata Irwan, segmen yang melepaskan gempa kecil tersebut terjadi pada kedalaman yang sangat dangkal.
“Ini (gempa) dangkal sekali, memang segmen sianok yang lokal. Dia (gempa) belum memicu pada segmen yang sebelahnya atau masuk ke gempa yang paling dalam,” tuturnya.
“Dari segmen ini, dari yang kita perhitungkan, kalau dia dibayar “kontan”, satu kali lepas itu bisa M 7,4 bisa terjadi. Karena ini awalannya kecil-kecil, fase gempanya sangat dangkal, kekuatanya juga tidak sampai M 5. Jadi ini hanya pergerakan segmen lokal saja,” jelasnya.
Kendati begitu, Irwan tetap mengingatkan dan mengimbau warga selalu dan tetap waspada meski kekuatan gempa yang terjadi hanya kecil. “Mitigasi awal sebelum bencana itu perlu dilakukan,” pungkasnya. [abe]