Berita Sulawesi Tenggara hari ini: Anggota komisi VI DPR RI, Andre Rosiade menegaskan bahwa kekayaan Indonesia itu untuk rakyat, bukan untuk asing.
Sulteng, Padangkita.com - Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menegaskan, Pemerintah Indonesia harus menunjukkan taring kepada asing dan wajib berpihak kepada masyarakat. Sumber daya alam (SDA) Indonesia harus dirasakan manfaatnya oleh rakyat Indonesia, bukan pihak asing.
Hal itu disampaikan Andre Rosiade dalam Kunjungan Kerja (Kunker) Spesifik Komisi VI DPR RI ke Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sulteng), beberapa waktu lalu. Kunker diikuti Kementerian BUMN, PT Perikanan Indonesia dan PT Perikanan Nusantara, Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), PT Pertamina, PT PLN, PT Inalum/MIND ID dan PT Aneka Tambang Tbk.
“Jangan sampai perusahaan-perusahaan kita ini diambil alih pihak asing. Tiba-tiba digugat di PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara) kalah, di Pengadilan (umum) kalah. Kita tak punya apa-apa,” kata Andre dalam rapat yang bertepatan dengan berbuka puasa dan juga courtesy call dengan Gubernur Sulawesi Tenggara H Ali Mazi.
Andre melihat, hal itu harus menjadi PR (pekerjaan rumah) bersama. Bahkan, dia mengusulkan agar Komisi VI meminta Menteri BUMN secara resmi bicara dengan Kapolri dan Mahkamah Agung (MA) untuk menyelamatkan aset-aset Indonesia yang terancam diambil alih oleh asing.
“Banyak perusahan asing menjadi penikmat sumber daya alam kita. Dulu mereka sangat susah menerima bahan baku kita, seperti nikel dan lainnya. Laporan yang kita dapat, mereka tidak mau menerima surveyor-surveyor kita yang bersertifikat seperti Sucovindo dan Survey Indonesia. Mereka maunya yang dari luar negeri. Sehingga merugikan dan pengusaha lokal kita terzalimi,” kata ketua DPD Partai Gerindra Sumbar itu.
Andre juga meminta pimpinan Komisi VI mengagendakan rapat khusus perusahaan-peruhasaan yang berinvestasi di Indoensia dengan BKPM, Kementerian BUMN dan Menteri Perdagangan. “Semua pihak harus bersinergi mengamankan aset-aset bangsa, sumber daya alam jangan sampai hanya dinikmati oleh asing,” kata anggota dewan Pembina DPP Partai Gerindra ini.
Dalam Kunker tersebut, terdapat dua sesi rapat yang dihadiri Komisi VI DPR RI dan Kementerian BUMN. Sesi pertama pertemuan dengan PT Perikanan Indonesia (Persero) dan PT Perikanan Nusantara (Persero). Bertepatan dengan berbuka puasa dilakukan courtesy call dengan Gubernur Sulawesi Tenggara.
Selanjutnya, rapat sesi kedua dilakukan bersama Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Inalum (Persero)/MIND ID dan PT Aneka Tambang Tbk.
Baca juga: Sandiaga Uno dan Andre Rosiade Dukung Desa Wisata Tungkal Selatan Pariaman
Tujuan pelaksanaan Kunker Spesifik kali ini adalah untuk memperoleh gambaran terutama tentang realisasi perkembangan proyek pembangunan industry EV Battery Indonesia dan laporan Holding Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam menghadapi tantangan Indonesia menjadi produsen baterai dunia. [adv/zfk]