Berita Padang Pariaman hari ini dan berita Sumbar hari ini: Kuburan yang meninggi dan membesar di Kabupaten Padang Pariaman, telah membuat heboh.
Parit Malintang, Padangkita.com – Kuburan yang meninggi dan membesar di Kabupaten Padang Pariaman, telah membuat heboh. Menurut Ahli Geologi Ade Edwar fenomena tanah kuburan yang meninggi di Sungai Asam, Kecamatan 2X11 Enam Lingkung itu akibat pembubungan tanah.
“Kita mendapat informasi dari masyarakat ada pertumbuhan tanah selama 3 bulan terakhir. Kita baru survei pendahuluan saja untuk mengetahui dari permukaan, ada tanah yang katanya meninggi dalam beberapa bulan terakhir,” jelas Ade yang mengaku telah ke lokasi, saat dihubungi Padangkita.com pada Kamis (1/04/21).
Ia menjelaskan material atau jenis tanah yang membubung sama dengan tanah di sekitarnya. Diperkirakannya volume tanah tersebut lebih kurang sekitar 60-70 kubik.
“Ada gundukan tanah lebih kurang 6 X 8 meter dengan tinggi 1,3 m. Panjang 8,5 lebar 6,5 secara material sama dengan material setempat. Itu perlu kita kaji sejauh mana dinamika pertumbuhannya,” katanya.
Ia menduga fenomena yang terjadi terhadap tanah kuburan itu adalah diapir. Diapir merupakan penerobosan (intrusi) batuan karena perbedaan tekanan dan bouyancy. Penerobosan biasanya vertikal melibatkan batuan berdensitas rendah yang relatif mobile menerobos batuan berdensitas lebih tinggi, biasanya melalui rekahan (fracture).
“Diduga itu merupakan diapir, ada material yang mendorong dari bawah sehingga tanah itu membubung ke atas. Namun, apakah dugaan itu benar? Tentu perlu kita buktikan. Bisa saja itu digali atau dibor, namun tanah kuburan tidak mungkin digali,” terangnya.
Ia mengatakan saat ini dilakukan perekaman georadar menggunakan gelombang radio untuk memastikan penyebab meningginya tanah makam tanpa nama itu.
“Kita coba rekam dengan georadar bawah permukaan. Kalau sudah ada data itu baru jelas apa yang terjadi di bawahnya. Dalam beberapa hari terakhir, menurut laporan masyarakat tidak ada penambahan ketinggian. Tetap setinggi yang telah diukur kemarin, tidak menambah dan tidak susut,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan fenomena alam tersebut bisa berpotensi terjadinya bencana. Untuk itu, masyarakat setempat diminta untuk melakukan monitor dan melaporkan perkembangan.
“Dari sisi ancaman bencana juga ada, kalau tanah itu membesar dengan cepat itu menjadi bencana. Bisa jadi bentuknya semburan atau bagaimana pun bentuknya, jika ia berubah dengan cepat pasti terjadi bencana,” jelasnya.
Tanah meninggi, kata dia, merupakan fenomena yang sudah sering terjadi. Namun, lokasi di Sungai Asam yang merupakan kuburan menjadi ramai diperbincangkan. Ia meminta masyarakat tidak mengaitkan dengan hal-hal gaib atau mistik.
“Fenomena ini sering terjadi, jadi jangan dikaitkan dengan alam gaib, di masyarakat setempat tidak ada cerita-cerita seperti itu,” jelasnya.
Ia mencontohkan fenomena tanah meninggi sebelumnya pernah terjadi di Lubuk Selasih, Solok. Berlokasi di dekat jalan, tanah yang membubung dan selalu tumbuh membuat jalan rusak sehingga sekali dua tahun jalan tersebut diperbaiki.
Baca juga: Warga Pariaman Geger, Tanah Kuburan Tiba-tiba Meninggi Hingga 1,5 Meter
“Ada terjadi di beberapa tempat, cuma karena tidak di kuburan tidak mengganggu jadi dianggap biasa saja dan tidak jadi perhatian. Di Lubuk Selasih di tepi jalan ada juga tanah yang selalu membubung dan merusak jalan,” tutupnya. [pkt]