Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Andre Rosiade terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum FORKI Sumbar periode 2021-2025.
Padang, Padangkita.com - Anggota DPR, Andre Rosiade terpilih secara aklamasi dalam musyawarah daerah (Musda) pemilihan Ketua Federasi Olah Raga Karate Indonesia (Forki) Sumatra Barat (Sumbar) periode 2021-2025 menggantikan Hendra Irwan Rahim.
Andre yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar itu awalnya sempat bersaing dengan sejumlah nama, seperti Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran, Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Audy Joinaldy dan Ketua DPRD Sumbar Supardi hingga Gubernur Sumbar periode 2011-2021 Irwan Prayitno.
Namun, Wakil Ketua Steering Committe (Waka SC) pemilihan Ketua Forki Sumbar periode 2021-2025, Firdaus Ilyas mengatakan, sejumlah nama pejabat yang dicalonkan tidak menunjukkan keseriusan. Sampai akhirnya Andre Rosiade terpilih menjadi ketua organisasi yang membawahi sejumlah kelompok bela diri tersebut.
“Dia terpilih berdasarkan 24 suara dari 37 pengurus, karena ada satu pengcab dan perguruan yang memilih tidak ikut (Musda). Sebagai anggota Forki yang membawahi 19 perguruan, yang memilih ini 19 perguruan, setelah itu 19 Kabupaten dan Kota Forki cabang. Forki cabang memilih (Ketua Forki Sumbar) mewakili Kabupaten dan Kota di Sumbar,” kata Firdaus ketika dihubungi Padangkita.com via telepon, Minggu (21/2/2021).
“Kemudian juga ada 19 di Sumbar perguruan-perguruan di bawah Forki Sumbar dari 25 perguruan di Indonesia, hanya di Sumbar 19 (perguruan),” ulas Firdaus.
Sebagai Steering Comittee, kata Firdaus, pihaknya telah mengumpulkan sejumlah nama bakal calon yang hendak bertarung dalam pemilihan tersebut. Sejumlah nama yang masuk dan sempat dijagokan di antaranya Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy dan Ketua DPRD Sumbar Supardi hingga Gubernur Sumbar periode 2011-2021, Irwan Prayitno.
“Jadi, tim yang mengusung tiga orang calonnya tidak bisa menghadirkan calon dan perguruan pendukung. Sementara Andre, timnya bisa menghadirkan perguruan seperti Inkado, Lemkari, Inkai dan banyak perguruan bela diri lainnya di Sumbar,” ujar Firdaus.
Sedangkan tim yang mengusung nama lainnya, lanjut Firdaus, tidak bisa menghadirkan tokoh itu.
“Kami melakukan seleksi itu selama satu bulan sebelum pemilihan, hingga pada titik terakhir, dua minggu atau satu minggu jelang Musda, tahu-tahunya muncul lagi nama lain, yaitu Jumadi, Ketuga Gokasi Sumbar,” katanya.
Padahal, kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Karate-do Indonesia (Lemkari) Sumbar tersebut, selama ini Jumadi tidak memperlihatkan sikap akan maju atau tidak.
“Tahu-tahunya 10 hari menjelang Musda dia tampil ingin menyaingi Andre, sudah tampil pula di berbagai media. Tentu tim Andre bergerak cepat, begitupun dengan tim Jumadi. Tim Jumaidi ini merupakan gabungan yang sebelumnya ingin menonjolkan Audy dan Fadly Amran bergerak cepat pula, akhirnya digiring opini selama satu minggu, Jumadi versus Andre, hingga akhirnya kemarin pembuktiannya,” katanya.
Berdasarkan hasil suara dukungan yang masuk itu, kata Firdaus, Andre yang mendapatkan 24 suara pendukung, rincinya 12 dukungan perguruan dari 19 perguruan dan 12 pengurus Forki Kabupaten dan Kota.
“Total suara itu 37, karena ada satu daerah yang tidak ikut, sisanya suara ke Jumadi dan mereka mundur. Akhirnya dari total dukungan itu, dipilih jalan Aklamasi, karena dari jumlah saja Andre sudah menang. Sebagai Ketua Lemkari Sumbar, kami juga mengarahkan pilihan ke Andre,” katanya.
Firdaus beralasan, sebagai Ketua Lemkari Sumbar, dia melihat ketokohan dan kepedulian dari Andre Rosiade kepada Sumbar, walaupun dia bertugas di Jakarta.
“Sepak bola saja dia perhatikan, seperti Semen Padang FC. Bicara sosial bukan main. Perhatiannya ke Karate, saat kami hendak mencalonkan dia, dia respons. Bahkan kami diundang dan ia memaparkan program jika ia diangkat sebagai Ketua Forki, dia mengatakan akan siap membantu 19 perguruan dan 19 Forki dengan catatan, urusan teknis yang memahami bidang melaksanakan,” ungkap Firdaus.
“Mengenai atlet, dia mengaku akan membantu sesuai kemampuannya, artinya mereka tetap menerima bantuan dari pemerintah, dalam hal ini KONI, tapi itu kan terbatas,” tambah Firdaus.
Firdaus mengatakan, atlet dalam menjalani kehidupan sehari-hari juga membutuhkan biaya, makanan bergizi, dan latihan. Kalau mengandalkan KONI saja, ucap Firdaus, prestasi takkan bisa diraih. Ia menilai, saat ini semua orang bisa menjadi ketua organisasi apapun, namun di bidang karate, organisasi itu yang mereka hidupkan.
Baca juga: Diamanahkan Jadi Ketua Umum FORKI Sumbar, Andre Rosiade: Kita Bidik Emas di PON Papua
“Perguruan-perguruan semangat mendukung Andre karena dia siap mencarikan biaya, sementara teknisnya dilaksanakan oleh para pengurus dan atlet. Jabatan ketua ini hanya sebagai manajer, sehingga yang mengurus olah raga tidak harus berasal dari suatu organisasi olah raga. Tidak semua orang karate yang bisa memimpin karate, tidak harus memimpin juga, kecuali kalau dia kuat secara finansial dan nama,” tuturnya. [pkt]