Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Lagu Ayam Den Lapeh merupakan kisah cinta Nurseha yang kandas sebelum ke pelaminan.
Padang, Padangkita.com - Memperingati hari musik nasional pada 9 Maret, kurang lengkap jika tidak membicarakan Orkes Gumarang, grup musik yang didirikan oleh beberapa anak muda perantau Minang di Jakarta tahun 1953.
Salah satu lagu Orkes Gumarang yang terkenal hingga kini yaitu Ayam Den Lapeh, lagu ini dinyanyikan oleh penyanyi Minang dari generasi ke generasi dengan berbagai versi aransemen.
Lirik lagu Ayam Den Lapeh diciptakan oleh Nurseha salah seorang vokalis Orkes Gumarang dan melodinya diciptakan oleh Abdul Hamid.
Semula, melodi Ayam Den Lapeh diciptakan Abdul Hamid untuk lagu anak-anak Antah Lamang Antah Tapai, namun liriknya diganti oleh Nurseha.
Diketahui, lirik lagu Ayam Den Lapeh ditulis oleh Nurseha berdasarkan kisah percintaannya dengan seorang pelaut.
Dalam buku Orkes Gumarang Kisah Syaiful Nawas, Fadli Zon menulis sepenggal kisah mengenai latar belakang lagu yang juga dinyanyikan Elly Kasim itu.
Saat itu, Nurseha tidak jadi bertunangan dengan puajaan hatinya yang merupakan seorang pelaut asal Manado yang bekerja di Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI).
Keduanya batal bertunangan lantaran sang kekasih meminta Nurseha meninggalkan dunia kesenian dan fokus pada rumah tangga jika kelak mereka jadi menikah.
Nurseha tidak menyanggupi permintaan tersebut. Ia mencoba menjelaskan jika tidak bisa meninggalkan seni. Namun, sang kekasih tidak bisa menerima penjelasan tersebut hingga asmara keduanya kandas.
Ayam Den Lapeh jika dalam bahasa Indonesia dimaknai sebagai kekasih yang hilang.
Dalam menyanyi, suara Nurseha mendayu-dayu dan sangat menghayati hingga tak jarang juga menitikkan air mata membuat Lagu Ayam Den Lapeh, Nurseha, dan Orkes Gumarang terkenal di tahun 1950 hingga 1960-an.
Lagu Ayam Den Lapeh mendapat tempat di hati penikmat musik, tidak hanya di Indonesia melainkan juga di Malaysia dan Vietnam.
Membicarakan Nurseha, Peneliti dan Dosen di Universitas Leiden, Suryadi menyebutkan, bahwa Biduan Pop Minang itu sebagai “Perkutut Minang”.
Julukan tersebut terinspirasi dari “Kutilang Minang” yang dilekatkan kepada Elly Kasim. Nurseha dan Elly Kasim merupakan generasi pertama artis pop Minang yang menonjol dan memiliki kualitas yang sepadan.
“Jika Elly Kasim sebagai ‘Kutilang Minang’, maka Nurseha, boleh dianggap sebagai ‘Perkutut Minang’. Keduanya melegenda sebagai generasi pertama artis pop Minang yang menonjol. Wajah cantik Nurseha sulit dicari bandingannya sampai kini dalam jajaran penyanyi pop Minang,” tulis Suryadi di dalam blog pribadinya.
Nurseha lahir di Banuhampu tahun 1938. Kedua orang tuanya berasal dari Bukittinggi, namun sejak remaja mereka telah merantau ke Jawa.
Nurseha menempuh pendidikan di Bandung dan berkarir di Jakarta. Ia menjadi salah seorang biduan Orkes Gumarang yang terkenal. Wajahnya yang cantik dan suara yang merdu menjadi daya pesona khusus grup orkes kebanggaan orang Minang itu.
Nurseha tidak melanjutkan karirnya setelah menikah, namun ia telah ikut berjasa dalam mengembangkan musik Pop Minang.
Baca juga: Sosok Si Perkutut Minang, Pencipta Lagu Ayam Den lapeh
Sementara itu, Nurseha pernah menikah dua kali. Ia memilih fokus kepada keluarganya dan meninggalkan dunia seni. Ia meninggal di Jakarta tahun 1980 karena menderita penyakit liver. [zfk]
