
Ilustrasi air besar di Sungai (Foto: Ist)
Padangkita.com - Masyarakat diimbau agar tidak mendirikan bangunan di sepanjang bibir sungai mengingat tingginya risiko bencana yang mengancam. Imbauan tersebut disampaikan mengingat kecenderungan masyarakat mendirikan bangunan di pinggir sungai masih sangat sulit untuk dihilangkan.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Pesisir Selatan, Doni Gusrizal menyatakan masih banyak masyarakat di Sumbar dan khususnya di Pessel yang masih mendirikan bangunan di pinggir sungai. Pdahal menurutnya, mendirikan bangunan di pinggir sungai memiliki banyak risiko. Pihaknya mengaku telah berulang kali mengimbau masyarakat untuk bisa mematuhi imbauan tersebut namun hasilnya masih belum memuaskan.
"Kecenderungan atau kebiasaan masyarakat mendirikan bangunan disepanjang bantaran sungai, sulit dihilangkan. Ini dapat dilihat pada beberapa aliran sungai di daerah ini," katanya dikutip humas, Jumat (22/12/2017).
Imbauan larangan mendirikan bangunan tersebut disebabkan karena aliran sungai yang berada di sejumlah kawasan di Pessel cukup tajam, karena berhulu di sepanjang gugusan Bukit Barisan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Dirinya juga menjelaskan aliran sungai yang cukup tajam serta juga berbelok dapat membuat air meluap dengan cepat, terutama sekali ketika terjadi hujan di hulu sungai. Selain itu, rata-rata aliran sungai sudah cukup kritis, bahkan beberapa ruas diantaranya butuh penanganan normalisasi.
"Sebagian besar ruas sungai di Pessel cukup kritis, Kondisi ini jelas mengancam keselamatan jiwa warga. Untuk penanganan aliran sungai yang kritis itu, setidaknya dibutuhkan biaya sebesar Rp 200 miliar. Sebab aliran sungai yang kritis ini tersebar di 19 batang aliran sungai, dan melewati 15 kecamatan yang ada," ujarnya.
Menyangkut kondisi cuaca tidak menentu sebagai mana saat ini, dia berharap agar disikapi masyarakat secara siaga. Hal itu disampaikan karena Pessel memiliki sembilan belas (19) aliran sungai dengan 11 pintu muara. Rata-rata aliran sungai itu memiliki potensi sebagai pengirim banjir.
Sedangkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Pri Nurdin menyatakan ancaman banjir sangat berpotensi terjadi di daerh tersebut. Apa lagi rata-rata aliran sungainya cukup tajam karena memiliki kemiringan cukup tinggi, disamping juga telah terjadi pendangkalan dan belokan di beberapa titik.
"Bila ditotal jumlah penduduk yang terancam keselamatanya akibat luapan sungai di Pessel, mencapai 16 ribu kepala keluarga. Mereka yang terancam ini adalah yang mendirikan bangunan disepanjang bantaran sungai," katanya.
Agar kebiasaan mendirikan bangunan disepanjang bantaran sungai ini bisa dihilangkan, sehingga BPBD Pessel bersama pihak
terkait lainya terus melakukan imbauan dan sosialisasi.