Perokok Harus Punya Komitmen untuk Bisa Berhenti Merokok

Perokok Harus Punya Komitmen untuk Bisa Berhenti Merokok

Ilustrasi rokok. (Foto: Pexels)

Image Attachment

Ilustrasi rokok. (Foto: Pexels)

Padangkita.com – Dokter spesialis paru RS M. Djamil Padang dr. Irvan Medison mengatakan bahwa kebiasaan merokok sangat sulit dihilangkan. Maka ia menyarankan bagi yang belum pernah merokok untuk tidak mencoba rokok. Di dalam rokok, terdapat nikotin yang membuat seseorang akan kecanduan.

“Sekali mencoba rokok, seseorang akan kecanduan karena di dalamnya terdapat nikotin. Zat inilah yang membuat perokok sulit untuk berhenti merokok,” ujar dr. Irvan, Kamis (21/12/2017).

Irvan melanjutkan, agar bisa berhenti merokok, seseorang mesti punya komitmen yang kuat dan dukungan dari lingkungan sekitar kepada perokok. Tanpa ada komitmen, akan sangat sulit menghentikan kebiasaan merokok. Menurut sejumlah penelitian, kata dr. Irvan, dari 70 persen perokok yang ingin berhenti merokok, hanya 3-5 persen yang berhasil.

Bantuan secara profesional untuk berhenti merokok juga sangat dibutuhkan oleh perokok aktif. Hal ini bisa dilakukan oleh tenaga medis salah satunya melalui klinik berhenti merokok. Meski demikian, kata dr. Irvan, berhasil atau tidaknya kembali kepada komitmen dari perokok untuk benar-benar berhenti merokok.

Kebiasaan merokok menurut sang dokter, memang berbahaya bagi kesehatan. Zat racun yang terkandung di dalam rokok akan mengubah sel normal di dalam tubuh menjadi sel kanker, merusak organ tubuh seperti paru-paru, merusak saluran pernapasan, merusak pembuluh darah dan menganggu jantung, merusak sel pembentuk tulang, menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganggu kesehatan gigi, dan lainnya.

Berdasarkan paparan dr. Irvan, ada beberapa fakta mengenai kerugian merokok di Indonesia. Dari lima penyebab kematian utama, empat di antaranya berhubungan dengan rokok. Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbanyak di dunia. Biaya kesehatan untuk penyakit akibat rokok pertahunnya: Rp2,9–11 triliun (ebih tinggi dari biaya pangan, pendidikan dan kesehatan). Lebih dari 94 juta jiwa terpajan asap rokok, 34 juta adalah anak-anak.

“Mulailah berhenti merokok dari sekarang. Zat-zat berbahaya di dalam rokok menyebabkan kelainan pada organ tubuh. Butuh waktu 15 tahun untuk membuat organ tersebut kembali berfungsi normal sebagaimana organ tubuh orang yang tidak merokok,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Feri Mulyani menambahkan, saat ini Kota Padang sudah mempunyai klinik berhenti merokok yang terdapat di 23 puskesmas. Bagi masyarakat yang ingin berhenti merokok, bisa mengikutinya di puskesmas terdekat.

“Prosesnya dimulai dengan komitmen dari perokok untuk benar-benar berhenti. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran kadar CO melalui smoke analyzer. Perokok juga akan diberikan semacam sugesti. Secara berkala seminggu sekali diukur berapa penurunan kadar CO-nya. Ini dilakukan sampai kadar CO kembali normal,” ujar Mulyani.

Baca Juga

Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
GAIA Dental Clinic di 'Spelling Bee' Jadi Momen Orang Tua dan Anak untuk Peduli Kesehatan Gigi
GAIA Dental Clinic di 'Spelling Bee' Jadi Momen Orang Tua dan Anak untuk Peduli Kesehatan Gigi
Banjir Produk Tanpa Izin Edar di Pasar Online, BBPOM Padang Gelar Aksi
Banjir Produk Tanpa Izin Edar di Pasar Online, BBPOM Padang Gelar Aksi
Perawatan Gigi dan Liburan: Ini 'Dental Clinic' di Padang yang Populer di Kalangan Wisatawan
Perawatan Gigi dan Liburan: Ini 'Dental Clinic' di Padang yang Populer di Kalangan Wisatawan
Apa Itu PAFI dan Mengapa Penting untuk Calon Apoteker
Apa Itu PAFI dan Mengapa Penting untuk Calon Apoteker
Pj Wali Kota Padang Ajak Warga Jaga Kebersihan Rumah, Cegah Stunting
Pj Wali Kota Padang Ajak Warga Jaga Kebersihan Rumah, Cegah Stunting