Padangkita.com – Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Feri Mulyani mengimbau masyarakat Kota Padang untuk tidak takut terhadap imunisasi difteri. Hingga saat ini, imunisasi merupakan satu-satunya langkah antisipasi untuk mencegah seseorang tertular difteri.
Menurut Mulyani, pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) beberapa waktu lalu ada beberapa kelompok orang tua siswa yang menolak anaknya untuk ikut imunisasi. Hal itu terjadi karena adanya sejumlah kampanye hitam yang menyatakan bahwa vaksin haram.
“Padahal MUI sendiri sudah melegalkannya. Berdasarkan agama (Islam), jika suatu bahan lebih banyak manfaat daripada mudaratnya, boleh dipergunakan,” ujarnya, Kamis (21/12/2017).
Mulyani melanjutkan, agar bisa terbebas dari difteri, seorang anak mesti mendapatkan imunisasi DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) sejak bayi. Sejak lahir hingga usia satu tahun, anak harus mendapatkan imunisasi sebanyak tiga kali. Selanjutnya, pada usia 18 bulan, anak mesti mendapat imuniasi DPT ulangan. Selanjutnya, saat duduk di bangku kelas 1, 2, dan 3 sekolah dasar, anak harus mendapatkan booster ulangan.
“Untuk sekarang, karena kondisinya sudah dapat dikatakan rawan karena beberapa provinsi terkena KLB, kita lakukan antisipasi. Bagi SD yang cakupan BIAS-nya kurang dari 80 persen, pada penerimaan rapor besok (22-23 Desember), akan kita lakukan sweeping terhadap anak yang belum ikut BIAS,” kata Kadis.
Dalam seminggu terakhir, jumlah suspek difteri kembali bertambah di Kota Padang. Tambahan empat suspek menggenapkan angka suspek pada tahun ini menjadi 14 orang. Menurut Mulyani, empat suspek baru ini masih dalam penanganan dan belum diketahui hasilnya, sedangkan sepuluh suspek sebelumnya sudah dinyatakan negatif difteri.
“Hari ini kawan-kawan (dari Dinkes) sudah mengunjungi lokasi yang mengalami kontak erat dengan pasien. Kita mengambil suap hidungnya, lebih kurang ada 70 suap hidung yang kita ambil,” ujarnya.
Sementara itu, ketika ditanya terkait ketersediaan vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) Kadis mengatakan persediannya masih mencukupi.
Riwayat Difteri di Kota Padang
2015: Kota Padang KLB difteri dengan 95 orang suspek, 4 orang positif difteri, 1 orang meninggal.
2016: Tidak ada. Dinkes mengantisipasi dengan mengadakan ORI sebanyak 3 kali (Februari, Maret, Agustus).
2017: Ditemukan 14 orang suspek, 10 dinyatakan negatif difteri, 4 orang masih ditangani
Dinkes hingga saat ini rutin mengadakan imunisasi DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) terhadap bayi usia 0-1 tahun sebanyak tiga kali, booster DPT pada bayi usia 18 bulan, dan booster ulangan terhadap siswa kelas 1-3 sekolah dasar melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).