6 Anak Di Sumbar Diduga Difteri

Image Attachment

Dokter Spesialis Anak RSUP M Jamil, Dr. Rinang Mariko (oto: Aidil Sikumbang)

Padangkita.com - Sedikitnya 7 anak di sumatera barat diduga difteri. Satu diantaranya dinyatakan negatif, sementara enam lainnya masih menjalani perawatan  di ruang isolasi instalasi anak  Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Jamil. Isolasi dilakukan terhadap pasien sambil menunggu hasil uji laboratorium resmi.

Dokter Spesialis Anak RSUP M Jamil, dr. Rinang Mariko menyatakan keenam pasien itu di rawat sejak lima hari lalu  karena memiliki gejala klinis difteri seperti demam dan nyeri menelan.  Saat ini dokter masih terus memantau kondisi pasien dan memberi pengobatan sesuai alur difteri termasuk pemberian anti biotik.

"Sekarang yang kita rawat ada 6 orang. 6 orang ini dirawat sejak 5 hari yang lalu," katanya kepada wartawan, Selasa (19/12/2017).

Dirinya menjelaskan saat ini tim dokter masih terus memantau kondisi pasien dan memberi pengobatan sesuai alur difteri termasuk pemberian anti biotik.  Pengobatan terus dilakukan sambil menunggu hasil uji laboratorium yang akan keluar dalam tiga hari ke depan.

Menurut pihak RSUP M Jamil, sejak januari hingga november di rawat empat belas pasien suspect difteri  namun sudah dipulangkan karena terbukti negatif. 6 diantaranya masih dalam perawatan.

Dinas Kesehatan kota Padang belum menemukan wabah difteri. Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Feri Mulyani mengatakan hingga kini belum ditemukan wabah difteri di Kota Padang. Diakui sebelumnya, kasus difteri pernah menjadi Kasus Luar Biasa (KLB) di Kota Padang pada tahun 2015 silam.

“Tahun 2015 kota Padang sempat menjadi KLB difteri. 2016 dilakukan penanganan cepat dengan melakukan imunisasi tambahan (ORI) sebanyak tiga kali,” katanya, Sabtu (09/12/2107).

Munculnya KLB difteri dapat terkait dengan adanya immunity gap, yaitu kesenjangan atau kekosongan kekebalan di kalangan penduduk di suatu daerah. Kekosongan kekebalan ini terjadi akibat adanya akumulasi kelompok yang rentan terhadap difteri karena kelompok tersebut tidak mendapat imunisasi atau tidak lengkap imunisasinya.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1501/ MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu, apabila ditemukan 1 kasus difteria klinis dinyatakan sebagai KLB. Lalu didukung dengan pernyataan/pengumuman akan dilaksanakan oleh Pemda setempat.

Baca Juga

Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
GAIA Dental Clinic di 'Spelling Bee' Jadi Momen Orang Tua dan Anak untuk Peduli Kesehatan Gigi
GAIA Dental Clinic di 'Spelling Bee' Jadi Momen Orang Tua dan Anak untuk Peduli Kesehatan Gigi
Banjir Produk Tanpa Izin Edar di Pasar Online, BBPOM Padang Gelar Aksi
Banjir Produk Tanpa Izin Edar di Pasar Online, BBPOM Padang Gelar Aksi
Perawatan Gigi dan Liburan: Ini 'Dental Clinic' di Padang yang Populer di Kalangan Wisatawan
Perawatan Gigi dan Liburan: Ini 'Dental Clinic' di Padang yang Populer di Kalangan Wisatawan
Apa Itu PAFI dan Mengapa Penting untuk Calon Apoteker
Apa Itu PAFI dan Mengapa Penting untuk Calon Apoteker
Pj Wali Kota Padang Ajak Warga Jaga Kebersihan Rumah, Cegah Stunting
Pj Wali Kota Padang Ajak Warga Jaga Kebersihan Rumah, Cegah Stunting