Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Andre Rosiade yang mendengar kabar soal itu langsung mendatangi keluarga RH akhir pekan lalu.
Padang, Padangkita.com - RH, 17 tahun, seorang remaja asal Balai Baru, Kelurahan Kalumbuak, Kecamatan Kuranji, Kota Padang masih meringis kesakitan akibat luka yang ia alami usai menjadi korban begal di kawasan Bypass, Minggu (7/2/2020) lalu.
RH mengalami luka di bagian tangan dan beberapa bagian tubuhnya. Bahkan, hingga saat ini tangannya masih "digendong" menggunakan kain khusus.
Remaja yang yang keluar rumah subuh untuk membantu orang tuanya itu harus menanggung penderitaan ulah kejahilan orang-orang yang tak bertanggungjawab.
Bak jatuh tertimpa tangga, selain menanggung sakit, RH serta orang tuanya, Arma, 51 tahun dan Eli, 47 tahun juga harus menanggung biaya berobat sampai Rp51 juta.
Hingga saat ini, keluarga itu baru mampu membayar Rp10 juta. Soal BPJS untuk membantu biaya pengobatan RH juga tak bisa, karena BPJS tak menanggung biaya berobat korban begal atau tawuran. Lengkap sudah penderitaan keluarga RH, sudah menanggung sakit, juga menanggung biaya berobat yang sangat mahal bagi mereka.
Anggota DPR RI Komisi VI, Andre Rosiade yang mendengar kabar soal itu langsung mendatangi keluarga RH akhir pekan lalu.
Saat disambangi Andre, orang tua RH bercerita tentang penderitaan yang harus mereka tanggung. Anak korban begal, biaya berobat sepekan juga mencapai Rp51 juta dan tak ditanggung BPJS.
“Pusing kami pak. Entah dengan apa akan dilunasi utang sebanyak itu. Sekarang KTP saya ditinggal dan kemarin baru dibayar Rp200 ribu. Ada bantuan Rp10 juta, sekarang sekitar Rp40 jutaan lagi harus kami lunasi,” ujar Eli kepada Andre Rosiade yang datang bersama Sekretaris DPD Gerindra Sumbar Evi Yandri Rajo Budiman dan tim DPD Gerindra.
Kedatangan Andre ke kediaman RH dan keluarga itu selain untuk menghibur, Andre juga menyerahkan bantuan berupa uang tunai untuk meringankan beban biaya yang harus mereka bayar di rumah sakit.
“Semoga ini bisa membantu meringankan beban keluarga. Memang belum lunas semua, tapi untuk angsuran ke rumah sakit sementara sudah bisa,” ujar Andre sambil menegaskan bahwa ia akan mempertanyakan BPJS, kenapa korban begal tak ditanggung.
Tak hanya itu, Andre juga langsung berkomunikasi dengan Komisi IX DPR RI yang merupakan mitra kerja BPJS. Bahkan, juga mencoba berkomunikasi dengan BPJS langsung.
“Ternyata ada Kepres (Keputusan Presiden) yang menyatakan korban begal dan sejenisnya tidak ditanggung BPJS. Untuk mengubahnya, tentu harus mengubah Kepres dulu,” ungkap Andre.
Sementara itu, Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUP M Djamil Padang, Gustavianof juga membenarkan kalau pasien begal tak ditanggung BPJS Kesehatan.
“Kami memang sudah membolehkan pulang karena keluarga pasien memang tidak mampu. Namun, tagihan tetap ada,” ujarnya.
Diketahui, seorang pemuda "jolong gadang" jadi korban begal di Padang. Ia diduga dibegal segerombolan orang di kawasan By Pass Taratak Paneh. Tuhan menyelamatkan nyawanya setelah senjata tajam berbentuk samurai tertancap di pinggang dan sejumlah tusukkan bersarang di tubuh tipisnya, tiga jarinya juga nyaris putus.
Usai-kejadian, anak ketiga dari delapan saudara itu langsung dilarikan masyarakat setempat ke RSUP M Djamil Padang.
Baca juga: Polsek Padang Utara Bekuk Dua Begal Saat Sembunyi di Gunung Pangilun, Biasanya Beraksi Empat Orang
Dia mendapat perawatan intensif, hingga kondisinya membaik. Tak sampai di situ, ketika satu masalah selesai, muncul masalah lain. Biaya pengobatan dan perawatannya selama belasan hari di M. Djamil Padang mencapai puluhan juta rupiah, setelah menjalani dua kali operasi. [adv/zfk]