Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Marie Thomas dokter pertama Indonesia yang mendirikan sekolah kebidanan di Bukittinggi
Padang, Padangkita.com - Ada yang menarik dari google doodle hari ini. Menampilkan seorang dokter perempuan, ada stetoskop yang mengalung di lehernya. Tangannya menggendong seorang bayi.
Doodle tersebut untuk mengenang hari lahir Marie Thomas. Ia lahir tepat 17 Februari 1986. Dikutip dari De Sumatra Post, Marie Thomas(1896-1966) adalah dokter perempuan Indonesia (saat itu masih dinamakan Hindia Belanda). Marie Thomas lahir di Likupang, Minahasa Sulawesi Utara. Ayahnya Adrian Thomas berkarier di bidang militer, sehingga Marie berpindah sekolah dari Sulawesi hingga ke Jawa.
Ia mengenyam pendidikan dokter di Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (STOVIA atau Sekolah tot Opleiding van Indische Artsen) pada tahun 1922. Pada mulanya perempuan tidak diizinkan berkuliah sebagai dokter, namun berkat usaha Aletta Jacobs (dokter wanita pertama di Belanda) mendesak Gubernur-Jenderal A.W.F. Idenburg untuk mengizinkan perempuan mendaftar ke STOVIA. Usaha tersebut menjadikan Marie satu-satunya siswa perempuan di antara sekitar 200 siswa laki-laki.
Dalam kariernya di dunia kedokteran, Marie menjadi spesialis bidang obstetri dan ginekologi. Selain itu, ia juga dokter Indonesia pertama yang menjadi spesialis dalam bidang ini.
Selepas pendidikan, Marie memulai praktiknya di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (sekarang Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo). Setelah itu dia kemudian pernah bertugas di Medan, Manado, dan akhirnya kembali ke Batavia dan bekerja di Rumah Sakit Budi Kemuliaan yang didirikan oleh Yayasan SOVIA.
Menikah dengan Orang Minang
Marie menikah dengan Mohammad Yosef juga seorang dokter pada 16 Maret 1929. Keduanya saling mengenal ketika bersekolah di STOVIA. Mohammad dan Marie merupakan pasangan yang berbeda latar belakang budaya dan agama. Mohammad seorang muslim dan orang Minangkabau sedangkan Marie seorang Kristiani dan orang Manado. Selepas menikah, Marie ikut ke Padang ke kampung Mohammad. Di Padang, Marie mengambil jabatan di Layanan Kesehatan Masyarakat (DVG atau Dienst der Volksgezondheid).
Sempat kembali selama tiga tahun di Batavia, Marie dan suaminya pindah ke Bukittinggi (saat itu masih bernama Fort de Kock). Di Bukittinggi ia bekerja di rumah sakit dan juga membuka praktik swasta.
Dirikan Sekolah Kebidanan dan Meninggal di Bukittinggi
Pada tahun 1950 Marie mendidirikan sekolah kebidanan di Bukittinggi. Sekolah ini merupakan sekolah kebidanan pertama di Sumatra dan kedua di Indonesia. Marie turut mengajar beberapa waktu di sana.
Akan tetapi, sekolah kebidanan yang ia dirikan tidak menggunakan namanya. Belum diketahui apa nama sekolah kebidanan hingga saat ini. Sampai akhir hayatnya Marie mendedikasikan hidupnya sebagai dokter yang selalu ada untuk pasiennya. Selain itu banyak masyarakat yang dia bantu berobat secara gratis. Marie meninggal karena pendarahan otak pada 29 Oktober 1966 dalam usia 70 tahun. [pkt]