Derita Sindrom Langka, Bayi Ini Terlihat Seperti Kakek-Kakek

Berita viral terbaru dan berita trending terbaru: sindrom Cutis Laxa membuat kulit penderitanya menua dengan cepat, mengerut, dan kendor.

Sindrom Cutis Laxa. [Foto: Ist]

Berita viral terbaru dan berita trending terbaru: sindrom Cutis Laxa membuat kulit penderitanya menua dengan cepat, mengerut, dan kendor.

Padangkita.com – Cutis Laxa merupakan salah satu sindrom langka di dunia yang menyita banyak perhatian. Sindrom ini sampai sekarang belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya dan informasi akan sindrom ini juga minim sekali.

Sindrom Cutis Laxa adalah sekelompok gangguan jaringan ikat yang jarang terjadi. Di mana kulit menjadi tidak elastis, kendor, keriput, dan menggantung secara longgar dalam lipatan.

Kelainan ini muncul pada jaringan ikat yang ditemukan di seluruh tubuh seperti pada otot, persendian, kulit, dan organ lainnya.

Bagian kulit yang paling sering terkena adalah wajah, leher, lengan, kaki, dan batang tubuh.

Pada umumnya, area kulit yang terkena sindrom Cutis Laxa berwarna lebih gelap dan memiliki tekstur kulit yang menebal.

Orang yang menderita sindrom Cutis Laxa ini menyebabkan dirinya tampak lebih tua dari usia yang sebenarnya. Anak-anak berusia belia bisa terlihat nenek-nenek jika terkena sindrom Cutis Laxa.

Tingkatan yang lebih parah dari sindrom Citus Laxa ini dapat menyerang hingga organ-organ dalam tubuh seperti paru-paru, jantung, hingga usus.

Dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan hernia serta outpouching kandung kemih.

Melansir dari Hipwee, telah dilaporkan sebanyak kurang lebih 200 keluarga terkena dampak penyakit ini di seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri, sindrom Cutis Laxa cukup jarang ditemukan.

Cutis Laxa seringkali merupakan kondisi yang diwariskan. Namun, beberapa orang tanpa riwayat keluarga cutis laxa mengembangkannya di kemudian hari setelah sakit.

Sindrom ini kerap kali dikaitkan dengan kekurangan serat elastin pada matriks ekstraseluler yang menyebabkan penurunan sintesis elastin atau kerusakan matriks ekstra seluler.

Selain itu, sindrom Citus Laxa juga dapat dipicu oleh urtikaria, obat-obatan seperti neoplasma.

Secara pastinya, penyebab sindrom Citus Laxa ini belum diketahui karena masih banyak kasus yang belum terpecahkan. Bahkan, tidak ada pengobatan khusus untuk Citus Laxa.

Baca Juga: Kisah Bocah yang Tak Pernah Merasa Kenyang Hingga Makan Tisu Toilet

Kendati begitu, operasi kosmetik bisa menjadi alternatif untuk sindrom Citus Laxa. Hal ini dikarenakan langkah itu tidak melibatkan kerapuhan vascular. [*/rik]


Baca berita viral terbaru dan berita trending terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Mahasiswa Unand Ciptakan Alat Pendeteksi Dini Kanker Kulit Paling Ganas
Mahasiswa Unand Ciptakan Alat Pendeteksi Dini Kanker Kulit Paling Ganas
Selama Tahun 2022, Anggota DPR RI Darul Siska Prioritaskan Atasi Permasalahan Stunting
Selama Tahun 2022, Anggota DPR RI Darul Siska Prioritaskan Atasi Permasalahan Stunting
Februari Hingga Agustus, Kasus Stunting di Banuhampu Turun Signifikan
Februari Hingga Agustus, Kasus Stunting di Banuhampu Turun Signifikan
Masakan Rendang, Bagus Mana Pakai Daging Sapi atau Daging Kerbau? Cek Penjelasan Ini
Masakan Rendang, Bagus Mana Pakai Daging Sapi atau Daging Kerbau? Cek Penjelasan Ini
Kendalikan Kolesterol, Agar Puasa Semakin Afdal
Kendalikan Kolesterol, Agar Puasa Semakin Afdal
Pulau Punjung, Padangkita.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dharmasraya berjanji akan memenuhi kebutuhan alat kesehatan di RSUD Sungai Dareh
Bupati Sutan Riska Akan Upayakan Pemenuhan Kebutuhan Alat Kesehatan di RSUD Sungai Dareh