Kepala DKK Padang: Difteri Bisa Disembuhkan

Kepala DKK Padang: Difteri Bisa Disembuhkan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang (Foto: Padangkita.com)

Image Attachment

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang (Foto: Padangkita.com)

Padangkita.com – Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang Ferimulyani mengharapkan masyarakat tidak terlalu cemas dengan wabah difteri yang melanda beberapa daerah di Sumatera Barat, khususnya Kota Padang. Meski bisa menyebabkan korban meninggal dunia, pengidap difteri tetap memiliki peluang untuk sembuh.

“Jika diketahui sedini mungkin dan ditangani segera, pasien bisa sembuh dengan baik,” ujar Mul, Senin (12/12/2017).

Kepala Dinas pun mengingatkan masyarakat untuk segera berkonsultasi dengan petugas kesehatan jika ada anggota keluarga yang terindikasi terkena difteri. Masyarakat tidak bisa mengira-ngira sendiri apakah seseorang menderita difteri atau tidak.

Adapun ciri-ciri penderita difteri, menurut Mul, yaitu mengalami batuk, demam, dan sesak nafas. Pengidap difteri umumnya mengalami sesak nafas yang parah karena saluran nafas terhambat oleh selaput putih yang ada di tenggorokan. Di tenggorokan penderita, juga ada semacam sariawan berukuran besar yang membuat penderita sulit bernafas.

“Bunyi nafasnya sangat keras. Di dinding dada penderita, juga ada semacam stridor, tarikan ke dalam karena susah sekali bernafas. Indikasi ini harus diwaspadai. Segera konsultasi dengan dokter, pergi ke puskesmas, rumah sakit, dokter praktik, atau klinik setempat. Jangan diperkirakan sendiri,” ujarnya.

Kepala Dinas juga menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak takut diimunisasi dan divaksinasi. Menurutnya, langkah itu adalah satu-satunya cara agar seseorang bisa terbebas dari penularan difteri. Diakuinya, saat ini belum ada obat selain vaksin yang bisa menyembuhkan wabah difteri.

Ia melanjutkan, pada 2016 sempat ada kelompok masyarakat di Padang yang menolak divaksinasi. Hal itu menjadi kesulitan tersendiri bagi pihak Dinkes untuk mengatasi wabah ini. Meski demikian, Dinas Kesehatan, kata Mul, selalu melakukan pendekatan agar masyarakat mau diimunisasi dan divaksinasi.

“Kita memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa difteri hanya bisa dicegah dengan imunisasi dan vaksinasi, tidak ada obat lain. Obat-obatan herbal tidak akan mempan karena infeksinya disebabkan oleh bakteri,” ujarnya.

Tahun ini Sumatera Barat, termasuk salah satu provinsi yang dinyatakan KLB difteri di Indonesia. Dari awal tahun hingga November, paling kurang ada 23 suspek difteri yang tersebar di sepuluh kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut, dua suspek positif difteri dan satu di antaranya meninggal dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016 melaporkan adanya 7.097 kasus difteri yang terjadi di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 342 kasus terjadi di Indonesia. Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.

Dikutip dari berbagai sumber, Indonesia menjadi negara urutan kedua setelah India dengan jumlah difteri terbesar di dunia. Dari tahun 2011 – 2016 terjadi 3.353 kasus difteri di Indonesia. Dari jumlah tersebut 110 penderita difteri meninggal dunia. Orang-orang yang terinfeksi difteri hampir 90% nya, adalah mereka yang tidak memiliki riwayat imunisasi difteri yang lengkap.

Difteri disebabkan oleh bakteri yang dinamakan Corynebacterium diphtheriae. Penyebaran bakteri penyebab difteri ini dapat terjadi dengan mudah, terutama bagi orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri.

Difteri dapat dicegah dengan program imunisasi. Imunisasi difteri disebut dengan imunisasi DTp yakni kombinasi imunisasi batuk rejan batuk rejan) dan tetanus. Balita yang berumur di bawah 1 tahun diwajibkan mendapat imunisasi DTP sebanyak 3 kali.

Baca Juga

Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
GAIA Dental Clinic di 'Spelling Bee' Jadi Momen Orang Tua dan Anak untuk Peduli Kesehatan Gigi
GAIA Dental Clinic di 'Spelling Bee' Jadi Momen Orang Tua dan Anak untuk Peduli Kesehatan Gigi
Banjir Produk Tanpa Izin Edar di Pasar Online, BBPOM Padang Gelar Aksi
Banjir Produk Tanpa Izin Edar di Pasar Online, BBPOM Padang Gelar Aksi
Perawatan Gigi dan Liburan: Ini 'Dental Clinic' di Padang yang Populer di Kalangan Wisatawan
Perawatan Gigi dan Liburan: Ini 'Dental Clinic' di Padang yang Populer di Kalangan Wisatawan
Apa Itu PAFI dan Mengapa Penting untuk Calon Apoteker
Apa Itu PAFI dan Mengapa Penting untuk Calon Apoteker
Pj Wali Kota Padang Ajak Warga Jaga Kebersihan Rumah, Cegah Stunting
Pj Wali Kota Padang Ajak Warga Jaga Kebersihan Rumah, Cegah Stunting