Abrasi Hancurkan Puluhan Rumah di Pesisir Selatan

Abrasi Hancurkan Puluhan Rumah di Pesisir Selatan

Abrasi yang terjadi di pemukiman nelayan di Nagari Muaro Kandis Pungasan Kec.Linggosari Baganti Kab. Pesisir Selatan (foto: Ist)

Lampiran Gambar

Abrasi yang terjadi di pemukiman nelayan di Nagari Muaro Kandis Pungasan Kec.Linggosari Baganti Kab. Pesisir Selatan (foto: Ist)

Padangkita.com - Selain di Ulakan Kabupaten Padang Pariaman, abrasi dilaporkan terjadi di kawasan pemukiman nelayan di Nagari Muaro Kandis Pungasan KecamatanLinggosari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan sejak November 2017 yang lalu. Dari laporan masyarakat, sedikitnya 20 buah rumah telah hancur dan hilang dihantam gelombang dan 42 buah rumah lagi terancam hancur seperti halnya yg sama dengan 20 rumah terdahulu.

"20 buah rumah telah hancur dan hilang dihantam gelombang dan 42 buah rumah lagi terancam hancur," tulis Guswardi Wardi dalam akun facebooknya, Rabu (06/12/2017).

Warga meminta kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar untuk segera menindaklanjutinya dan mengambil langkah-langkah penanggulangan tanggap darurat untuk menyelamatkan warga dari bencana abrasi.

Sebelumnya, sebagaimana yang dihimpun Padangkita.com dari berbagai sumber, sejumlah rumah warga di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat dilanda abrasi pantai awal Desember ini. Tiga unit rumah dilaporkan terbawa ombak dan puluhan lainnya terancam roboh. Warga pun berharap pemerintah segera memberikan bantuan kepada masyarakat serta memberikan perhatian serius terhadap bencana ini.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Rumainur mengatakan abrasi yang terjadi di kawasan pantai Ulakan, Pariaman tidak terlepas dari kondisi cuaca buruk yang terjadi beberapa minggu belakangan. Curah hujan yang ekstrem dan gelombang pasang yang tinggi membuat bibir pantai tergerus ombak. Kondisi itu diperparah dengan ketiadaan green belt (seperti tanaman bakau) yang berfungsi sebagai penahan ombak.

“Biasanya daerah yang tidak ada green belt akan mengalami pergerusan pinggiran pantai bila dilanda ombak besar,” ujar Rumainur, Selasa (5/12/2017).

Untuk mengatasi abrasi ini, kata Rumainur, perlu dilakukan kembali penanaman green belt. Selain itu, juga bisa diantisipasi dengan pemasangan batu grib (pemecah ombak), seperti yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang. Namun, pemasangan batu grib tersebut harus dilakukan secara bertahap dan memakan biaya yang besar.

Adapun untuk mengurangi risiko terkena abrasi, Rumainur meminta kepada masyarakat untuk tidak mendirikan rumah atau bangunan lainnya di dekat bibir pantai. Jika ada yang sudah terlanjur mendirikannya, ia mengharapkan masyarakat selalu waspada dengan terjadinya abrasi. Masyarakat juga disarankan untuk menanam pohon bakau untuk melindungi pemukiman mereka.

Baca Juga

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Gubernur Mahyeldi Imbau Warga dan Pemudik Waspada
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Gubernur Mahyeldi Imbau Warga dan Pemudik Waspada
Pupuk Indonesia Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Bekasi
Pupuk Indonesia Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Bekasi
Latgab Megathrust, Audy Sebut Pusat Tak Pernah Biarkan Sumbar Sendiri Hadapi Bencana
Latgab Megathrust, Audy Sebut Pusat Tak Pernah Biarkan Sumbar Sendiri Hadapi Bencana
Riyono Ungkap 10 Dampak Serius Ekspor Pasir Laut, Mulai dari Ekologis hingga Konflik Sosial
Riyono Ungkap 10 Dampak Serius Ekspor Pasir Laut, Mulai dari Ekologis hingga Konflik Sosial
Hujan Deras Landa Padang, Pohon Tumbang dan Tanah Longsor Ancam Warga
Hujan Deras Landa Padang, Pohon Tumbang dan Tanah Longsor Ancam Warga
Launching Buku 'Green Democracy', Sultan: Semangat Wujudkan Keseimbangan
Launching Buku 'Green Democracy', Sultan: Semangat Wujudkan Keseimbangan