Potensi Cuaca Sumbar Hingga Akhir November

Potensi Cuaca Sumbar Hingga Akhir November

Prakiraa cuaca du Sumbar pagi ini, Minggu (10/09/2017), sebagaimana yang dilansir BMKG.

Lampiran Gambar

Prakiraa cuaca du Sumbar pagi ini, Minggu (10/09/2017), sebagaimana yang dilansir BMKG.

Padangkita.com - Hujan lebat yang melanda Sumatera Barat bakal berlanjut hingga akhir bulan November ini. Bahkan hujan tersebut berpotensi disertai badai dan mendatangkan longsor.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melansir, hingga tanggal 30 November, secara umum wilayah Sumatera Barat berawan banyak dan berpotensi hujan dengan intensitas variasi ringan- lebat.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Budi Iman Samiaji menyampaikan, potensi terjadinya hujan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terutama pada sore dan malam hari diwilayah Mentawai seperti Siberut, Sipora dan sekitarnya serta perairan barat Mentawai, Pasaman Barat, Pasaman.

Selain itu, hujan juga diperkirakan akan terjadi di Agam (Tiku, Lubuk Basung, Maninjau), Limapuluh Kota (bagian utara dan timur), Padang Pariaman bagian pesisir dan Padang bagian pesisir (meluas ke bagian timur), Pesisir Selatan (Painan,Kambang, Tarusan, Lunang Silaut).

"Potensi hujan-hujan intensitas sedang di Padang Panjang, Tanah Datar bagian barat, Kota Solok, Sawahlunto, Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Bukitinggi, Agam bagian timur, Solok Selatan, Kab Solok dan Pesisir Selatan," tambahnya, Selasa (28/11/2017).

Selain itu, Sumatera Barat juga berpotensi angin kencang maksimum 30-40  km/jam namun tidak terjadi terus menerus di wilayah Solok Selatan, Pesisir Selatan, Mentawai, Padang, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Agam Tiku, Pasaman Barat dan Pasaman bagian barat.

Sementara suhu udara 20-30 C, Kelembaban 75-98%, angin rata rata bergerak dari barat menuju barat timur-tenggara  dengan kecepatan 10-20 km/jam.

Cuaca demikian, dijelaskan BMKG karena dipengaruhui kondisi atmosfer antara lain, sirkulasi siklonik atau daerah tekanan rendah di Samudera Hindia barat Mentawai Sumatera Barat, sirkulasi siklonik atau vortex di perairan selat Karimata, bibit siklon 96s di barat daya Bengkulu, Madden Jullian Ossilation (MJO) phase 4 dalam hal ini tidak ada penambahan uap air ke wilayah Sumatera Barat.

Di samping itu, juga perlambatan dan pertemuan massa udara disekitar Mentawai dan selatan Sumatera Barat  yang berpotensi pertumbuhan awan awan hujan dan pergerakan massa udara cenderung dari barat menuju tenggara.

Lebih jauh BMKG membeberkan, dampak dari paparan di atas secara umum cuaca Sumatera Barat masih cenderung hujan dengan intensitas bervariasi. Dan perlu diwaspadai bencana akibat kecuacaan seperti banjir, genangan air, longsor dan banjir bandang terutama di Pasaman, Pasaman Barat, Lima Puluh Kota (Kapur IX dan pangkalan), Agam (Tiku, Malalak dan Maninjau Padang (bagian barat,Bukit Gado2, Teluk Kabung/Teluk Bayur  Lubuk Paraku dan sekitarnya), Kota Pariaman, Pesisir Selatan (Painan,Kambang, perbatasan Pesisir Selatan–Padang, Pesisir Selatan-Bengkulu), dan Siberut.

"Perlu diwaspadai perubahan cuaca mendadak, dan akan diupdate jika ada perubahan dinamika atmosfer," imbuh Budi.

Tag:

Baca Juga

Pariwisata dan Krisis Iklim: Dampak Kawasan Wisata Alam Terhadap Lingkungan
Pariwisata dan Krisis Iklim: Dampak Kawasan Wisata Alam Terhadap Lingkungan
Kota Pariaman Raih Penghargaan Pembina Program Kampung Iklim dari Kementerian LHK
Kota Pariaman Raih Penghargaan Pembina Program Kampung Iklim dari Kementerian LHK
Berita Padang terbaru - berita sumbar terbaru: hari tanpa bayangan
Hari Ini Sumatra Barat Akan Alami Hari Tanpa Bayangan
Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Padang Pariaman Berhenti Melaut
Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Padang Pariaman Berhenti Melaut
BMKG Sumbar Imbau Masyarakat Waspadai Gelombang Tinggi
BMKG Sumbar Imbau Masyarakat Waspadai Gelombang Tinggi
Cuaca Buruk, Nelayan di Padang Berhenti Melaut
Cuaca Buruk, Nelayan di Padang Berhenti Melaut