Padangkita.com - Wakil Presiden Repubulik Indonesia, Muhammad Hatta pernah menjadi target pembunuhan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Rencana pembunuhan terhadap Hatta berdasarkan laporan Het Nieuwsblad voor Sumatra (Medan) edisi 6 Juli 1957, merujuk surat kabar Bintang Timur saat beliau hendak melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Selatan.
Kabar ini sangat jarang dipublikasikan dalam perjalanan sejarah pria yang lahir di Bukittinggi 12 Agustus 1902 dan meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 (usia 77 tahun) tersebut.
Disarikan dari berbagai sumber, Mohammad Hatta merupakan anak kedua dari ayah yang bernama Muhammad Djamil dan ibu yang bernama Siti Saleha, keduanya merupakan asli urang darek.
Ayah Bung Hatta merupakan seorang keturunan ulama tarekat di Batuhampar, dekat Payakumbuh, Sumatera Barat. Sedangkan ibunya berasal dari keluarga pedagang di Bukittinggi.
Dalam laporan yang ditulis oleh dosen dan peneliti Universitas Leiden, Suryadi Sunuri upaya pembunuhan Bung Hatta merupakan sebuah usaha konspirasi dengan melakukan beragam upaya sabotase.
Untuk mengawal dan memastikan keselamatan Bung Hatta, otoritas pemerintah di Palembang melakukan penangkapan dalam skala besar terhadap orang-orang yang mereka curigai. Mereka yang ditangkap oleh petugas diantaranya dari anggota kepemudaan,
serikat buruh, tani dan lain sebagainya.
Berita tentang rencana pembunuhan Bung Hatta ditulis dalam laporan berikut:
“Arrestaties in Zuid-Sumatra”
“Bintang Timur” meldt dat sinds de komst van dr. Hatta te Palembang door de gezaghebbers aldaar arrestaties op grote schaal zijn verricht. Tientallen leiders van jongerenorganisaties arbeiders- en boerenbonden en progressieve partijen zijn gearresteerd onder beschuldiging “een complot te hebben gesmeed om Hatta te mermoorden”en “sabotage” plegen om de opbouw in Zuid-Sumatra te belemmeren. De komst van Hatta schijnt Palembang in een fantastische stad te hebben veranderd.”
Bung Hatta adalah pendiri Republik Indonesia, negarawan tulen, dan seorang ekonom yang handal. Di balik semua itu, ia juga adalah sosok yang rendah hati. Sifat kesederhanaannya pun dikenal sepanjang masa. Musisi Iwan Fals mengabadikan kepribadian Bung Hatta itu dalam sebuah lagu berjudul, “Bung Hatta”.
Beliau harus menjadi contoh bagi tokoh politik dan pemerintahan saat ini yakni betapa pun berkuasanya seseorang jangan pernah menyalahgunakan kekuasaan tersebut untuk kepentingan pribadi.