Padangkita.com – Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas Uyung Gatot S. Dinata mengatakan produk penelitian dosen butuh intervensi agar bisa diproduksi secara massal.
Kehadiran mitra dan investor dibutuhkan karena komersialisasi produk secara massal butuh dana yang cukup besar.
Uyung menjelaskan mitra dibutuhkan sebagai pihak yang akan mengadopsi produk penelitian dosen.
Sementara itu, investor merupakan pihak yang membantu dari segi pendanaan. Selain kedua pihak tersebut, bantuan pemerintah juga dibutuhkan untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada mitra.
Menurut Uyung, produk yang dihasilkan oleh perguruan tinggi punya potensi untuk dipasarkan secara luas.
Selain memiliki nilai kebaruan, kualitasnya juga tidak kalah dari produk yang saat ini digunakan masyarakat.
“Kita melakukan penelitian tidak main-main. Jadi kualitasnya tidak kalah,” ujar Uyung, Jumat (24/11/2017).
Meski demikian, Uyung mengatakan pihak kampus tentu harus terus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya untuk bisa menarik minat investor. Aspek bisnis, kata dia, juga mesti dipikirkan. Agar bisa menguntungkan, produk mesti mendapat sambutan yang baik oleh pasar.
Diungkapkannya, tahun ini ada sekitar 82 produk yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan dosen Unand.
Produk tersebut ada yang berupa makanan, kosmetik, drone, pakan ternak, pupuk, paten, hak cipta, dan sebagainya.
Selain itu, di sektor rekayasa sosial juga ada produk berupa model, tenaga tepat guna, kebijakan-kebijakan, software, dan sebagainya.
“Hilirisasi produk memang harus dilakukan agar hasil penelitian dosen tidak hanya berakhir menjadi laporan tertulis saja,” ujar Uyung.