Kisah Desi Ratnasari 16 Hari Jadi Pasien Covid-19, Sempat Stres hingga Akhirnya Sembuh

Berita Sumbar, Berita Pasaman Barat terbaru: Inilah kisah Desi Ratnasari 16 hari jadi pasien Covid-19, Ia sempat stres hingga akhirnya sembuh

Ilustrasi. [Foto: Pexels]

Simpang Empat, Padangkita.com - Tidak ada yang pernah menyangka, pada tahun 2020 ini Indonesia kehilangan hampir 200 dokter. Tanpa senjata api dan bom, mereka wafat di "medan perang" melawan sesuatu yang tidak bisa dilihat secara kasat mata, yaitu Covid-19 atau Corona Virus Disease 2019.

Wafatnya ratusan dokter tentu menjadi pukulan telak bagi Indonesia. Pasalnya, tanpa tenaga medis, kita sebagai orang awam tak akan mampu mengatasi wabah yang kerap datang tiba-tiba tanpa permisi dan membunuh banyak orang.

Meski tak sedikit dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19, nasib baik masih berpihak pada Desi Ratnasari. Dokter Umum berusia 31 tahun ini sempat terinfeksi virus Corona pada November silam, bulan ketika kasus Covid-19 mulai berkurang di Pasaman Barat (Pasbar).

Flu, sakit kepala, badan pegal-pegal, mual dan penurunan nafsu makan adalah gejala awal yang dirasakan Desi sebelum akhirnya ia putuskan untuk melakukan tes swab.

"Awalnya mengira terserang flu biasa, tapi karena sudah tiga hari makan obat dan istirahat, keluhan tidak berkurang lalu inisiatif coba mencium aroma wipol, ternyata baunya hanya samar dan akhirnya saya putuskan untuk tes swab," ujarnya ketika berbincang dengan Padangkita.com, Minggu (27/12/2020).

Disampaikannya, sebagaimana yang diketahui bahwa alarm symptom (gejala yang bisa kita deteksi sendiri) dari Covid-19 adalah penurunan indra penciuman dan pengecapan atau ansomia.

"Setelah itu, sayapun ikut tes swab PCR yang kebetulan besoknya dijadwalkan di Dinas Kesehatan. Dua hari pasca-swab, dapat telepon dari Dinkes yang menyampaikan hasil swab bahwa saya positif Covid-19," jelasnya.
Ia dinyatakan positif Covid-19 oleh Satgas pada tanggal 4 Desember 2020.

Setelah dirinya dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil swab yang dilaksanakan pada 2 Desember 2020, pihak Satgas kemudian mengonfirmasi bahwa dia akan dijemput dengan ambulans untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasbar.

"Setelah sampai di RSUD, maka dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti pengukuran tensi, suhu dan saturasi oksigen, cek labor dan rontgen. Setelah itu, hasil pemeriksaan akan dikonsultasikan ke dokter penanggung jawab (dokter spesialis paru) dan barulah dokter penanggung jawab memutuskan pasien isolasi di fasilitas karantina dari Pemda atau Rumah Sakit," jelas Desi Ratnasari.

Apabila pasien tanpa keluhan atau gejala ringan, maka akan isolasi di fasilitas karantina yaitu di UPT Diklat BKPSDM Talu dan Mess Pemda Air Bangis. Namun apabila ada penyakit lain (komorbid) maka akan diisolasi di Rumah Sakit yakni di RSUD dan RSI Ibnu Sina Simpang Empat.

Selama menjalani isolasi, Desi menjalani rutinitas seperti berjemur selama 15-30 menit pada pukul 09.00 dan sore hari pada pukul 16.00 WIB. Kemudian meminum obat yang sudah diresepkan oleh dokter secara teratur, mencuci hidung dengan cairan sodium klorida dan berkumur dengan betadine kumur sebanyak lima kali dalam sehari.

"Saya mengajak kepada kita semua untuk melakulan olahraga ringan dan tidur teratur (hindari begadang). Karena ketika daya tahan tubuh kita melemah, di sanalah tubuh kita mudah diserang penyakit," jelasnya.

Selama menjalani isolasi di UPT Diklat BKPSDM Talu, Desi sempat agak stres ketika swab ke empat hasilnya masih positif. Namun dirinya mengaku kembali mencoba membangun pikiran positif.

"Saya menjalani isolasi selama dua mingguan. Karena hasil swab kedua saya negatif, ketiga dan keempat positif lagi, kemudian barulah yang kelima dan keenam hasilnya negatif. Pasien dikatakan sembuh apabila selama dua kali tes swab hasilnya negatif, kalau belum demikian, pasien belum bisa dikatakan sembuh," terangnya.

Hal yang terpenting selama pasien menjalani perawatan, kata Desi, adalah bagaimana pikiran itu tetap positif dan tidak stres. Karena kalau pikiran pasien itu banyak beban, akan sangat berpengaruh terhadap imunitas tubuh, dan bisa mengakibatkan menurunnya imunitas.

Pengujung tahun 2020 ini menjadi bulan yang tak terlupakan buat Desi. Selama enam hari menjadi pasien Covid-19 tentu bukan waktu yang pendek dan menyenangkan.

Untung saja tes terakhir menunjukkan hasil negatif sehingga ia bisa segera kembali ke rumah. Kabar bahwa semua anggota keluarganya bebas dari virus Corona pun turut melegakan dirinya.

Momen 16 hari tersebut membuatnya lebih menjaga diri agar tak jatuh sakit lagi. Sayang, banyak orang yang sudah mulai lupa bahwa pandemi belum berakhir. Sebagian orang seperti lupa, penularan virus Corona masih terus terjadi dan merasa kebal.

"Kita tidak pernah tahu nantinya kita bakal masuk ke yang mana. Kalau hanya yang masuk ke OTG (orang tanpa gejala), okelah, ya," kata Desi.

"Tapi, kita nggak akan pernah tahu apakah kita masuk yang tanpa gejala, sedang, atau yang berat? Yang punya gejala berat memang paling banyak yang tua dan ada penyakit komorbidnya. Tapi, toh, ada juga yang muda, olahragawan, mereka juga kena dan sampai dirawat di rumah sakit lalu meninggal," pungkasnya. [rom/pkt]


Baca berita Pasaman Barat terbaru dan berita Sumbar terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Dinilai Paling Layak Pimpin Sumbar, Mahyeldi akan Prioritaskan Infrastruktur di Daerah Terisolasi
Dinilai Paling Layak Pimpin Sumbar, Mahyeldi akan Prioritaskan Infrastruktur di Daerah Terisolasi
Mahyeldi Ungkap Rencana Pengembangan Pelabuhan Teluk Tapang Jadi Pusat Ekspor
Mahyeldi Ungkap Rencana Pengembangan Pelabuhan Teluk Tapang Jadi Pusat Ekspor
Pendukung di Pasbar Ini Siap Jalan Kaki 100 Km Jika Targetnya Memenangkan Mahyeldi-Vasko Tak Tercapai
Pendukung di Pasbar Ini Siap Jalan Kaki 100 Km Jika Targetnya Memenangkan Mahyeldi-Vasko Tak Tercapai
Berkunjung ke Kinali Pasaman Barat, Vasko Ruseimy Disambut Hangat Masyarakat
Berkunjung ke Kinali Pasaman Barat, Vasko Ruseimy Disambut Hangat Masyarakat
Khairuddin Apresiasi Kinerja Mahyeldi di Pasaman dan Pasbar, Harapkan Lanjutan Kepemimpinan
Khairuddin Apresiasi Kinerja Mahyeldi di Pasaman dan Pasbar, Harapkan Lanjutan Kepemimpinan
Jalan ke Pelabuhan Teluk Tapang telah Rampung 17,87 Km, bakal Jadi Kawasan Pusat Ekonomi Baru
Jalan ke Pelabuhan Teluk Tapang telah Rampung 17,87 Km, bakal Jadi Kawasan Pusat Ekonomi Baru