Jakarta, Padangkita.com - Pilkada Serentak 2020 telah selesai dilaksanakan di 270 daerah di Indonesia pada Rabu (9/12/2020) kemarin.
Penyelenggaran Pilkada Serentak di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 mewajibkan petugas TPS untuk memastikan seluruh pelaksanaan menerapkan protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebut tingkat kepatuhan protokol kesehatan di TPS Pilkada 2020 mencapai 90 persen.
Namun ternyata, sejumlah petugas TPS di Tanah Air dengan kreatif menyulap TPS menjadi tempat yang unik sehingga menarik pemilih untuk menggunakan hak pilihnya.
Para petugas TPS terlihat unik, mulai dari yang bernuansa rumah adat, sekolah hingga ada pula yang rela mengenakan baju hazmat selama proses pencoblosan.
Dilansir dari Liputan6.com, berikut sejumlah TPS unik di Pilkada Serentak 2020 dari berbagai daerah di Indonesia:
1. TPS Bertema Sekolah

TPS Bertema Sekolah. [Foto: Liputan6.com]
Petugas KPPS di sini mengenakan pakaian sekolah SD lengkap dengan topi dan membawa tas ransel serta botol minum dikalungkan.
2. TPS Bertema Rumah Sakit

TPS Bertema Rumah Sakit. [Foto: Liputan6.com]
Sebagian dari mereka bahkan juga menggunakan stetoskop dan masker n95.
3. TPS Bernuansa Rumah Adat

TPS Bernuansa Rumah Adat. [Foto: Liputan6.com]
Petugas KPPS di sini membuat bagian depan TPS dengan dekorasi rumah adat Sunda dan di sekelilingnya diberi pagar bambu berwarna kecokelatan.
Di pintu masuk TPS yang juga berwarna cokelat itu bertuliskan Wilujeng Sumping yang artinya Selamat Datang.
4. Bergaya Bak Pecalang atau Penjaga Adat di Bali

Petugas KPPS Bergaya Bak Pecalang. [Foto: Liputan6.com]
Para petugas terlihat menggunakan pakaian lengkap pecalang atau penjaga adat Bali. Pakaian yang digunakan berwarna serba hitam dilengkapi kain bermotif papan catur.
5. Memakai Baju Hazmat

Petugas KPPS mengenakan baju Hazmat. [Foto: Liputan6.com]
Pasalnya, Daniel (19) rela mengenakan hazmat selama 7 jam saat menjalankan tugas di TPS tersebut. Ia bertugas menyambut para pemilih yang datang ke TPS dengan semprotan disinfektan, tak terkecuali orang tuanya sendiri.
Ia menyebut, dirinya secara sukarela menawarkan diri untuk menjadi petugas KPPS. Selama berjam-jam, dengan hazmat putih yang dikenakan, ia menunggu di jalan masuk TPS untuk memeriksa kelengkapan alat pelindung diri (APD) setiap pemilih.
"Sangat gerah, tapi tidak apa-apa, saya senang. Saya cek kelengkapan APD dan menyemprotkan disinfektan. Orangtua saya juga saya semprot, bodo amat. Memang harus patuh. Kalau tidak mau saya usir gak usah nyoblos," ujar Daniel.