Padangkita.com - Perkembangan informasi dan teknologi membuat komunikasi menjadi mudah dan murah. Komunikasi yang dilakukan pun bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja tanpa harus bertatap muka.
Lantas bagaimana etika berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen? Universitas Indonesia membuat petunjuk etika saat berkomunikasi dengan dosen via telepon genggam termasuk dengan menggunakan WA atau WhatsApp.
Ada 7 poin mengirim pesan beretika ke dosen versi UI. Salah satunya adalah mahasiswa diminta tak menggunakan bahasa singkatan.
"Gunakan bahasa yang umum dimengerti, tanda baca yang baik dan dalam konteks formal. Hindari menyingkat kata seperti 'dmn, yg, ak, kpn, otw, sy'. Hindari kata ganti non formal seperti 'aku, ok, iye, dll'," demikian salah satu poin etika menghubungi dosen yang dibuat UI seperti dikutip detikcom, Jumat (6/10/2017).
UI juga menyertakan contoh umum pesan WA yang beretika. Simak nih contohnya:
Contoh umum: Selamat pagi Bapak/Ibu, mohon maaf menganggu waktu Bapak/Ibu. Saya Putri, mahasiswa Administrasi Negara angkatan 2015 yang saat ini sedang menulis skripsi dan Bapak/Ibu sebagai pembimbingnya. Saat ini saya membutuhkan tanda tangan Bapak/Ibu pada lembar pengesahan saya. Kapan kiranya saya bisa menemui Bapak/Ibu? Terima kasih sebelumnya.
Inilah petunjuk lengkap 'Etika Menghubungi Dosen Melalui Telepon Genggam' yang dibuat UI:
1. Perhatikan kapan waktu yang tepat untuk menghubungi dosen. Pilihlah waktu yang biasanya tidak dipakai untuk beristirahat atau beribadah. Contoh: hindari menghubungi dosen di atas pukul 20.00 atau di saat waktu ibadah.
2. Awali dengan sapaan atau mengucapkan salam. Contoh: Selamat pagi Bapak/Ibu, atau Assalamualaikum (apabila kedua belah pihak sesama muslim).
3. Ucapkan kata maaf untuk menunjukkan sopan santun dari kerendahan hati Anda. Contoh: "Mohon maaf menganggu waktu Ibu/Bapak".
4. Setiap dosen pasti menghadapi ratusan mahasiswa setiap harinya dan tidak menyimpan nomor kontak seluruh mahasiswa. Maka, pastikan Anda menyampaikan identitas Anda di setiap awal komunikasi/percakapan. Contoh: "Nama saya Putri, mahasiswa Administrasi Negara Angkatan 2016, semester ini mengambil mata kuliah Hukum dan Administrasi Negara di kelas Ibu/Bapak".
5. Gunakan bahasa yang umum dimengerti, tanda baca yang baik dan dalam konteks formal. Hindari menyingkat kata seperti 'dmn, yg, ak, kpn, otw, sy'. Hindari kata ganti non formal seperti 'aku, ok, iye, dll'.
6. Tulislah pesan dengan singkat dan jelas. Contoh: "Saya, memerlukan tanda tangan Bapak/Ibu di lembar pengesahan saya. Kapan kiranya saya dapat menemui Bapak/Ibu?"
7. Akhiri pesan dengan mengucapkan terima kasih atau salam sebagai penutup dikutip dari detik.com.