Padangkita.com - Transfusi darah bagi orang-orang yang membutuhkan darah memiliki sejumlah resiko yang harus dipahami.
Penelitian terbaru menyebutkan tranfusi darah dari wanita yang pernah hamil lebih beresiko dari pada mereka yang belum pernah hamil dan melahirkan.
Tim dari Peneliti dari Leiden University Medical Center, Belanda menyatakan dari data sekitar 31 ribu pasien yang menerima 59 ribu transfusi tahun 2005-2015. pria yang menerima transfursi darah dari wanita yang pernah hamil memiliki rasio 101 kematian untuk setiap 1.000 pasien per tahun.
"Sementara itu, risiko kematian bagi para penerima darah dari wanita yang belum pernah hamil yaitu 78 kematian per 1.000 pasien." kata Rutger Middelburg, ketua tim peneliti tersebut seperti dipublikasi di jurnal JAMA.
Sedangkan rasio kematian untuk pasien pria yang mendapat transfusi darah dari pria lain adalah 80 kematian per 1.000 pasien per tahun.
Pada pasien wanita sendiri, tidak ada perbedaan risiko kematian yang berarti ketika mendapat transfusi darah dari donor mana pun.
Rutger mengatakan studinya memang tidak bisa menjelaskan spesifik mengapa pria lebih berisiko meninggal bila mendapat darah dari wanita yang pernah hamil.
"Belum ada penjelasan detail dan spesifik mengenai hal tersebut," katanya.
Namun ada teori yang menyatakan bahwa ketika hamil seorang perempuan bisa menghasilkan antibodi tertentu yang dapat bereaksi pada tubuh pria.
"Ketika hamil, seorang wanita akan terpapar dengan darah anak dan karena itu bisa mengembangkan antibodi khusus sepanjang hidupnya," kata dr Henrik Bjursten dari Skane University Hospital mengomentari studi seperti dikutip dari Reuters, Rabu
(18/10/2017).
"Antibodi ini salah satu yang mungkin bisa menjelaskan temuan. Tapi bagaimana mekanisme spesifiknya belum ditemukan," pungkas dr Henrik.