Padangkita.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menjajaki kerja sama dengan investor asal Australia untuk investasi dan pengembangan wisata.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu Sumatera Barat, Maswar Dedi mengatakan langkah awal kerja sama tersebut ditandai dengan Letter of Intent (LOI) atau dokumen persetujuan awal untuk investasi.
"Kita ikat lima perusahaan ini dengan penandatanganan Letter of Intent (LOI) atau dokumen persetujuan awal untuk investasi," kata Maswar Dedi di Padang, Senin (16/10/2017).
Menurutnya, perusahaan Australia yang ingin berinvestasi itu diantaranya Marine Del Ray yang bergerak di sektor pariwisata, Estern Cost Trading yang bergerak dalam ekspor impor produk kuliner Sumbar, Vetea yang bergerak di sektor pelatihan dan penempatan tenaga kerja, Weignbridgelawyers yang bergerak di bidang infrastruktur dan Study Abroad Migration yang bergerak di bidang pendidikan dan pariwisata ramah lingkungan.
Maswar juga mengatakan LOI merupakan langkah awal untuk kesepahaman atau MoU dan kontrak kerja.
"Ini merupakan langkah positif untuk menarik investor ke Sumbar. Pemprov Sumbar sudah memberikan tawaran pada sektor terbaik untuk dikembangkan," lanjutnya.
Sementara itu Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyampaikan jumlah wisatawan asing yang masuk ke Sumbar pada tahun 2016 adalah 46 ribu wisatawan, turun dari tahun 2015 yang mencapai 48 ribu wisatawan.
"Ada tren penurunan jumlah wisatawan asing yang masuk. Tahun 2016 sebanyak 24 ribu sedangkan tahun 2015 sebanyak 48 ribu," kata Irwan.
Irwan berharap dengan program Regional Investmen Forum (RIF) jumlah hunian hotel dan juga pelancong yang datang ke Sumatera Barat meningkat.
”Dengan adanya RIF diharapkan jumlah hotel maupun wisatawan asing di Sumatera barat dapat meningkat. Selain itu, diharapkan investasi tersebut dapat mengembangkan industri pariwisata dan pelayanan kepada wisatawan yang datang ke sini, ” lanjut gubernur.
Irwan menambahkan hingga tahun 2016, total jumlah hotel di Sumbar adalah 58 hotel berbintang dan 316 hotel tidak berbintang, sangat jauh tertinggal dari jumlah hotel yang ada di Nusa Tenggara Barat yang mencapai 900 hotel dan Bali yang mencapai 2000 hotel.
”Jumlah infrastruktur untuk kepentingan wisata di Sumbar jauh tertinggal dari wilayah lain, contohnya saja hotel. Saat ini jumlah hotel yang ada di Sumbar jauh tertinggal dari segi jumlah jika dibandingkan daerah wisata lain seperti Bali dan Nusa Tenggara Barat,” tutup Irwan.