Padang, Padangkita.com - Sebanyak 12 orang pekerja migran asal Sumatra Barat (Sumbar) diberangkatkan ke Jepang setelah dinyatakan lulus program Government to Government (G to G) Jepang BP2MI Batch XIV tahun 2021.
Dari 12 orang itu, 6 orang di antaranya adalah alumni Jurusan Bahasa Jepang yang telah melewati proses Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) di Balai Latihan Kerja (BLK) Padang selama tiga bulan.
Pada tahun 2022 nanti, juga akan ada yang dikeberangkatan ke Jepang lagi. Mereka merupakan lulusan dari PBK BLK Padang dengan instruktur yang kompeten di bidang Bahasa Jepang, Sensei Lidza Megarina.
Semua yang diberangkatkan tersebut akan bekerja di beberapa daerah di Jepang sebagai nurse dan careworker dengan kontrak kerja selama 3 tahun untuk nurse dan 4 tahun untuk careworker.
Program G to G Jepang BP2MI adalah program kerja sama pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang dalam hal pengiriman pekerja migran Indonesia
Keberangkatan mereka dilepas oleh Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) Padang bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbar pada Jumat (13/8/2021)
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pelayanan penempatan dan pelindungan terhadap Pekerja Migran Indonesia oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Sebanyak 10 orang pekerja migran Program G to G Jepang yang lulus hadir langsung sedangkan 2 lainnya tidak bisa hadir. Di mana 1 orang sedang berada di Jakarta dan 1 orang sedang sakit. Para calon pekerja migran ini merupakan para lulusan tenaga keperawatan yang berasal dari berbagai kabupaten/kota di Sumatra Barat.
“Ini adalah pengiriman pekerja migran pertama dari Sumbar ke Jepang sejak pandemi melanda. Mudah-mudahan ke depan akan semakin banyak tenaga kerja terdidik kita yang bisa mendapatkan kesempatan serupa,” kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat melepas pekerja migran tersebut di Istana Gubernur.
Pada kesempatan itu juga hadir Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Nasrizal, Direktur Bina Instruktur dan Tenaga Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan RI yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala BLK Padang, Syamsi Hari, Plt. Kepala BLK Padang, Afridamon serta Kepala UPT BP2MI Padang Bayu Aryadhi.
Mahyeldi mengatakan secara SDM, pekerja migran asal Sumbar sudah sangat memadai untuk bisa bekerja di luar negeri. Kendala yang dihadapi hanya persoalan bahasa.
Dengan hadirnya BLK Padang memberikan pelatihan Bahasa Jepang yang dibiayai oleh Kemenaker, memberikan peluang lebih besar bagi calon pekerja migran untuk diterima sebagai tenaga kerja yang kompeten.
Mahyeldi berpesan, sebagai orang Minangkabau yang memiliki falsafah di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung, pekerja migran yang berangkat harus bisa menyesuaikan diri dengan adat dan kebiasaan di negara tujuan.
Lebih jauh Mahyeldi menyebutkan, akan mensinkronkan pekerja migran dengan Minang Diaspora atau perantau Minang yang ada di negara tujuan. Agar pekerja migran tetap merasa ada yang mengayomi sesama orang dari kampung halaman meskipun di negara tujuan ada lembaga yang akan memberikan perlindungan.
Ia menyebut penghasilan masing-masing pekerja migran itu di Jepang sekitar Rp20 juta per bulan. Jika yang berangkat 10 orang maka akan menyumbang Rp200 juta per bulan atau setara Rp2,4 miliar setahun sehingga membantu devisa negara.
Pelepasan pekerja migran juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Kepala BPJS Ketenagakerjaan, Kanwil Kementerian Agama Sumbar, Lembaga Kerapatan Adat dan Alam Minangkabau LKAAM, perwakilan kampus, serta orangtua pekerj migran.
Baca juga: Sumbar Ekspor Produk Pertanian Rp383,8 Miliar, Pelindo Diminta Tingkatkan Kapasitas Crane
Dalam kegiatan tersebut, para pekerja migran juga diberikan beberapa cendera mata berupa Al-Quran dan brosur pariwisata Sumbar. (*/pkt)