Padangkita.com - Negeri Ranah Minang terkenal karena keindahan alamnya dan kelezatan kulinernya. Mayoritas wisatawan yang datang dan berkunjung ke Sumatera Barat pasti mengakui hal tersebut.
Sumatera Barat juga memiliki beragam cerita dan legenda. Cerita rakyat atau legenda yang berkembang di kehidupan masyarakat. Mulai dari yang diceritakan dari turun temurun atau juga yang telah dibukukan.
Banyak dari cerita atau legenda tersebut yang menjadi judul film atau diangkat ke layar lebar. Kali ini akan kita ulas beberapa film yang diangkat dari cerita atau legenda Sumatera Barat.
1. Malin Kundang
Film yang bercerita tentang anak durhaka ini pernah diangkat ke layar lebar pada tahun 1971. Film ini disutradarai oleh D. Djajkusuma dan skenarionya ditulis olah salah satu sastrawan minang, Asrul Sani.
Rano Karno, Putu Wijaya, dan Fifi Young menjadi tokoh utama dalam film ini.
Kritikus film Indonesia, Salim Said, memuji alur film ini dan menganggap Rano Karno cocok memerankan Malin muda. Sayangnya, ia menganggap Wijaya tidak cocok memerankan Malin dewasa, karena tidak mirip Rano Karno sama sekali.
Kisah Malin Kundang juga diangkat menjadi sinetron (sinema elektronik) yang ditayangkan di salah satu televisi swasta. Namun ceritanya lebih modern.
2. Sengsara Membawa Nikmat
Sengsara Membawa Nikmat merupakan novel yang ditulis oleh Sutan Sati dan diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahun 1929.
Film ini diproduksi tahun 1991 dan bintangi oleh sejumlah aktor dan aktris penuh talenta seperti Desy Ratnasari, Septian Dwi Cahyo, Sandy Nayoan.
Film Sengsara Membawa Nikmat mengisahkan tentang persaiangan dua orang pemuda yakni si Kacak dan si Midun.
3. Siti Nurbaya
Film Siti Nurbaya ini digarap pada tahun 1941, disutradarai oleh Lie Tek Swie dan diproduseri Touw Ting Iem. Film ini dibintangi di antaranya oleh Asmanah, Momo, Soerjono, A Thys, dan HA Rasjid.
Film ini diadaptasi oleh novel Sitti Nurbaya karya Marah Roesli tahun 1922. Kritikus Indonesia Zuber Usman menulis bahwa buku ini terinspirasi oleh pengalaman patah hati si penulis.
Selain dalam bentuk film, cerita Siti Nurbaya juga ditayangkan dalam bentuk sinetron. Sinetron pertama, tahun 1991, disutradarai Dedi Setiadi dan dibintangi Novia Kolopaking, Gusti Randa, dan HIM Damsyik.
Sinetron kedua, mulai tayang Desember 2004, disutradarai Encep Masduki dan dibintangi Nia Ramadhani, Ser Yozha Reza, dan Anwar Fuady; inilah seri TV yang memperkenalkan tokoh baru yang menjadi pesaing Siti Nurbaya.
3. Sabai Nan Aluih
Sabai Nan Aluih merupakan cerita rakyat dari Padang Tarok, Baso, Agam yang juga ditulis oleh Sutan Sati. Sabai Nan Aluih merupakan anak perempuan dari Rajo Babanding dan Sadun Saribai.
Cerita ini diangkat menjadi sinetron (sinema elektronik) dan menceritakan tentang aksi kepahlawanan Sabai Nun Aluih dalam membalaskan kematian ayahnya kepada musuhnya yaitu Rajo Nan Panjang.
Bintang utama dalam film ini adalah Desy Ratnasari.
4. Di Bawah Lindungan Ka'bah
Film ini dirilis pada tahun 2011 dan merupakan film yang diadaptasi dari roman milik buya Hamka. Dibintangi oleh Herjunot Ali dan Laudya Cynthia Bella serta disutradarai oleh Hanny R. Saputra.
Film ini bercerita tentang dua seorang pemuda miskin bernama Hamid yan mencintai Zaenab anak dari keluarga kaya.
Alur film ini mirip dengan cerita dalam roman. Kisah cinta yang berakhir tragis. Film ini termasuk salah satu film yang cukup sukses di Indonesia.
5. Tenggelamnnya Kapal Van Der Wijk
Film ini juga diadaptasi dari roman karya buya Hamka. Film ini dirilis tahun 2013 dan disutradarai oleh Sunil Soraya.
Film ini mayoritas mengambil gambar di Sumatera Barat. Film ini merupakan salah satu film dengan baiya termahal yang dibuat oleh Soraya Intercine Films.
Proses produksinya memakan waktu lima tahun dan penulisan skenarionya selama dua tahun. Seperti film Di Bawah Lindungan Ka'bah, film ini juga sukses di pasaran.
6. Tujuh Manusia Harimau
Film Tujuh Manusia Harimau pertama kali diangkat ke layar lebar pada tahun 1986. Film ini diadaptasi dari novel karya sastrawan Minang Motinggo Boesje yang diterbitkan pada 1980.
Film tersebut disutradarai oleh Imam Tantowi dan diperankan antara lain oleh Ray Sahetapy dan El Manik.
Setelah dalam bentuk film, Tujuh Manusia Harimau juga ditayangkan dalam bentuk sinetron.
Film dan Novel ini bercerita tentang cerita mistis tentang manusia harimau atau ‘Inyiak’ dalam sebutan keseharian oleh masyarakat Minangkabau.
Cerita ini dipercayai turun temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi.