Berita viral terbaru dan berita trending terbaru: Dengan keunikan yang dimiliki, jembatan akar kini jadi wisata Sumbar yang diminati.
Padangkita.com - Salah satu tempat wisata yang unik di Sumatera Barat ialah jembatan akar. Jembatan akar merupakan jembatan alami yang terbentuk dari jalinan dua akar pohon yang tumbuh berseberangan dan membentang di atas aliran batang Bayang.
Jembatan ini tergolong unik lantaran pembuatannya melibatkan alam yang hasilnya amat kuat hingga kini telah berusia 100 tahun lebih.
Jembatan akar ini terletak di Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Tak hanya jembatannya yang unik, namun pembuatan jembatan ini juga dikenal unik dan butuh proses yang panjang hingga berpuluh tahunan lamanya. Lantas, inilah lima fakta unik di balik pembuatan jembatan akar di Sumatera Barat.
Murni Jalinan Akar
Jembatan ini terbuat dari dua jalinan akar pohon beringin yang letaknya berseberangan.
Pohon tersebut terletak sama luruh di seberang sungai yang akarnya panjang-panjang hingga bisa dipersatukan untuk menguatkan jembatan.
Kayu akar-akarnya menjalar terjalin dengan kuatnya, sambung menyambung dengan akar pohon Beringin besar di seberang sungai sepanjang 25 meter.
Menghubungkan 2 Kampung
Tujuan dibuatnya jemnatan ini dahulu ialah untuk menghubungkan dua kampung yang berseberangan, yaitu antara kampung Pulut – pulut (warga menyebutnya Puluik – puluik) dan Kampung Lubuk Silau.
Pasalnya, dahulu, murid-murid susah untuk pergi mengaji atau pun sekolah. Mereka dahulu jika pergi sekolah atau pun mengaji harus menyeberangi sungai yang arusnya terkadang juga deras.
Salah seorang ulama bernama Pakih Sokan membuat jembatan ini untuk memudahkan murid-muridnya menyeberang sungai saat hendak belajar mengaji.
Proses Pembuatannya 26 Tahun
Untuk bisa mewujudkan adanya jembatan ini, butuh waktu sekitar 26 tahun lamanya. Hal itu lantaran dua pohon beringin yang saat itu akarnya masih belum panjang.
Sehingga butuh waktu lama untuk menantikan tumbuhnya kedua akar beringin tersebut yang akan menghubungan sekitar 25 meter kedua pohon.
Tahun 1890, Pakih Sokan mulai menyambungkan akar beringin yang menjuntai dengan cara dibentangkan pada bambu dan lambat laun bertemu dengan akar dari pohon beringin di seberang sungai dan baru membentuk jembatan pada tahun 1916.
Namun sayang, sang penggagas tidak bisa menikmati jembatan akar, karena meninggal dunia sebelum jembatan itu jadi.
Sudah Berusia 100 Tahun Lebih
Jembatan akar asal daerah Pesisir Selatan itu kini telah berusia 100 tahun lebih.
Meski sudah lebih satu abad, namun jemtana tersebut masih tetap kuat.
Jalinan dua pohon beringin besar yang itu tampak kokoh dan saling memadu satu sama lain.
Jalinan akar-akarnya begitu kuat dan dia atas akar dikasih papan sehingga bisa tenang saat berjalan di ata jembatan.
Jadi Destinasi Wisata Unggulan
Tak diragukan lagi, dengan keunikan yang dimilikinya jembatan ini masuk dalan daftar wisata destinasi unggul. Saat hari libur, tak jarang yang pergi berwisata ke tempat alam terbukan ini.
Tak sedikit juga para wisatwan mengabadikan momen mereka dengan berfoto di atas jembatan akar.
Jambatan akar juga menjadi destinasi wisata unggulan dan objek menarik fotografi maupun swafoto.
Bahkan jembatan ini digadang-gadang sebagai model jembatan akar yang lebih riil, unik dan menarik.
Baca Juga: Jembatan Akar, Ikon Pesisir Selatan Berusia 100 Tahun
Selama ini orang mengenal dari imaginasi jembatan serupa ala film Tomb Rider, Lord of The Ring dan Indiana Jones, namun hanya dengan ke sini, Anda akan lebih merasakan alaminya jembatan akar.
Pemandangan yang Asri
Tak hanya pemandangan jembatan yang membuat kita terpesona. Namun, suasana alam yang sejuk dan asri juga menyegarkan mata.
Pemandangan sungai mengalir deras dengan warna airnya jernih di bawa jembatan membuat kita semakin terpesona.
Tak hanya itu, suasana di sekitar jembatan dengan pemandangan hijau membuat kita lebih fresh dan tenang. [*/win]