Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: 5 kata Bahasa Minang yang unik dan cenderung terdengar ganjil
Padang, Padangkita.com– Anda penutur bahasa Minang? Atau suka mengamati bahasa ibu di Sumatra Barat (Sumbar) ini? Bisa jadi Anda belum tahu atau belum pernah menuturkan kata-kata di bawah ini.
Salah satunya adalah “padanan” kata sim ejector. Ada kata “cingkunek” dalam bahasa Minang yang menjadi padanan untuk kata yang menunjukkan benda kecil yang digunakan mengeluarkan dan memasukkan kartu sim tersebut.
Selain cingkunek, ada banyak kata-kata bahasa Minang yang terbilang unik. Dikutip dari buku Sejarah Minangkabau, Loanwords, dan Kreativitas Berbahasa Urang Awak, berikut kami pilih lima kata bahasa Minang yang unik, bisa jadi juga terdengar “ganjil”.
1. Cingkunek
Cingkunek berasal dari bahasa Belanda dingenkleine yang berarti benda-benda kecil. Disesuaikan dengan lidah orang Minang menjadi cingkunek. Dalam kehidupan sehari-hari kata ini digunakan untuk menyebut benda-benda kecil yang penting dan sedikit rumit. Salah satunya sim ejector tadi. Kata ini juga erat kaitannya dengan barang-barang hasil teknologi modern.
2. A’ak
Pernahkah mendengar seorang ibu memperingatkan anaknya yang masih balita untuk tidak memegang benda yang kotor atau memainkan benda yang kotor? Kira-kira begini bunyi kalimatnya, “Jan main di tanah tu, aak (jangan main di tanah itu), aak.”
Kata ini terdengar unik karena hanya dituturkan kepada anak kecil. A’ak berasal dari bahasa Belanda kak yang artinya kotoran atau tahi. Urang awak menyebutnya Kak menjadi a’ak.
3. Perboden
Ada-ada saja kelakuan pengendara yang membuat geleng-geleng kepala, salah satunya melawan arus. Ada kata bahasa Minang yang menjelaskan perilaku tersebut, yaitu perboden. Diserap dari bahasa Belanda verboden yang berarti terlarang, disesuaikan pelafalannya menjadi perboden. Kata ini erat penggunaannya dengan pemasangan rambu-rambu lalu lintas di jalan raya.
4. Cenek
Kata ini lazim digunakan di sekolah, biasanya oleh guru untuk memperingati para siswa agar jujur dalam mengerjakan soal dan ujian. Kata cenek berasal dari bahasa Inggris yaitu chinandneck, yang berarti dagu dan leher. Dalam penuturan sehari-hari orang Minang berubah menjadi cenek.
Cenek merupakan perbuatan yang dilakukan seseorang untuk mengintip sehingga dagu dan lehernya bertemu. Aktivitas ini dilakukan secara diam-diam oleh pelajar untuk mengintip pekerjaan atau lembar jawaban teman sebangkunya. “Si Anu, jan (jangan) mancenek,” begitu guru memberi peringatan.
Baca juga: Sampah Berserakan dan Bau Busuk Menuju Objek Wisata Carocok Painan, karena Manusia dan Kera
5. Tabolok
Tabolok adalah suasana yang tidak disukai dan sangat menjengkelkan. Tabolok berasal dari bahasa Inggris block. Urang Minang kemudian menambahkan awalan ta- dan menyesuaikan pengucapannya menjadi tabolok. Kata tabolok umumnya digunakan pada saat seseorang salah ucap atau salah bertindak, sehingga ia tidak bisa berkata lagi dan terdiam beberapa saat. [pkt]