Lubuk Basung, Padangkita.com - Kematian ikan secara massal kembali terjadi di keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau, Kabupaten Agam. Kali ini, diperkirakan sekitar 300 ton ikan yang mati.
Camat Tanjung Raya, Handria Asmi mengatakan ratusan ton ikan dilaporkan mati mendadak sejak Sabtu (11/12/2021). Lokasi persisnya di Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
"Ikan yang mati jenisnya nila. Berdasarkan penghitungan dan pendataan dari penyuluh perikanan di Kecamatan Tanjung Raya, ada sekitar 300 ton ikan yang mati," ujarnya saat dihubungi Padangkita.com via telepon, Senin (13/12/2021).
Menurutnya, kematian ikan secara tersebut terjadi akibat adanya cuaca ekstrem, yakni angin kencang disertai hujan berintensitas tinggi, yang melanda daerah itu beberapa waktu belakangan.
Akibatnya, sedimen pakan ikan yang mengendap di dasar naik ke permukaan danau. Hal ini membuat kadar oksigen menjadi berkurang sehingga ikan di dalam keramba jaring apung mengalami pusing dan mati.
"Endapan cukup tinggi. Kadar oksigen juga sudah jauh berkurang. Jika ada angin kencang, tentu berakibat kekurangan oksigen bagi ikan," jelas Handria.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya pun mengimbau petani untuk tetap waspada meski saat ini cuaca di daerah itu sudah cerah dan kematian ikan tidak lagi terjadi.
Petani diminta untuk melakukan panen lebih awal untuk menghindari kemungkinan kematian massal ikan kembali terjadi.
Petani diminta untuk mengambil ikan yang mati di danau untuk selanjutnya dikuburkan di daratan. Petani juga diminta untuk memperhatikan kelestarian lingkungan.
"Selain itu, karena ini sudah masuk kalender tahunan, waktu pemasukan bibit ikan juga harus diperhatikan. Ketika kita memasukkan bibit di bulan A, jangan sampai kita memasuki masa panen pada masa pancaroba yakni, Oktober, November, Desember, hingga Februari," sebutnya.
Sebelumnya, sekitar 70 ton ikan dalam KJA di Danau Maninjau juga dilaporkan mati massal pada April 2021. Selain itu, pada Februari 2021, sekitar tiga ton ikan juga ditemukan mati. [fru/pkt]