Sarilamak, Padangkita.com – Sebanyak 225 peserta yang terdiri dari kelompok petani dan perorangan warga Limapuluh Kota, lolos verifikasi tim Masyarakat Peduli Petani Indonesia (Mappindo) untuk mendapatkan fasilitas melalui program “Gerakan Ekonomi Syariah Kelola Lahan Tidur dan Pinjaman Modal Tanpa Bunga.” Sebelumnya, total yang mendaftar mencapai 5.720 kelompok dan perorangan.
Ketua Umum Mappindo, Muhammad Rahmad menyebutkan 225 peserta yang lolos tersebut mewakili 13 kecamatan yang ada di Limapuluh Kota. Pendaftarannya sendiri berlangsung 1 Juni - 30 Juli lalu. Rahmad yang juga Pembina Bank Infaq ini merinci, peserta yang lolos tersebut berasal dari berbagai latar belakang, tetapi tetap didominasi oleh petani.
“Komposisi latar belakang peserta, petani 53%, Ibu Rumah Tangga 9%, ASN 17%, Pelajar atau Mahasiswa 5%, Pedagang atau UMKM 13%, dan lainnya 3%,” ungkap Rahmad kepada Padangkita.com, Minggu (16/8/2020) siang.
Sementara itu, latar tingkat pendidikan peserta, lanjut Rahmad, juga tidak sama, mulai dari lulusan Sekolah Dasar (SD) hingga ada yang S3. Rinciannya, lulusan SD 5%, SMP 22%, SMA 39%, Diploma 12%, S1 15%, S2 5%, dan S3 2%. Berikutnya, dari kepemilikan lahan, 89% lahan milik sendiri atau keluarga dan 11% lahan yang disewa atau kerja sama.
“Total luas seluruh lahan yang diajukan peserta mencapai 125 hektare,” ujar kandidat calon Bupati Limapuluh Kota dari Partai Gerinrda ini.
Berikutnya, lanjut Rahmad, peserta yang lolos ini akan dibagi menjadi tiga kelompok untuk mendapatkan pelatihan secara virtual. Pelatihan lewat aplikasi zoom diuji coba pada 21 Agustus 2020, pukul 14.00 WIB.
Setelah itu, kata Rahmad, baru dimulai dengan pelatihan grup 1, pada 22 Agustus 2020 pukul 10.00- 15.00 WIB, dan pelatihan grup 2 pukul 13.00-15.00. Keesokan harinya, pelatihan grup 3, yakni pada 23 Agustus 2020, pukul 10.00-12.00 WIB.
Bantuan dan Fasilitas
Rahmad menjelaskan tujuan program ini memang untuk mengajak masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota memanfaatkan lahan pertanian agar produktif, sekaligus menjadi petani unggul yang dapat meningkatkan ekonomi.
Peserta yang lolos, kata Rahmad, akan menerima bantuan dan fasilitas berupa pelatihan cara bertani unggul, bantuan bibit, bantuan pupuk, bantuan modal usaha atau operasional sampai panen, dan bantuan pemasaran hasil panen.
“Kita akan beli hasil panen petani, tetapi petani juga bisa menjual sendiri ke mana mereka mau. Jadi, masyarakat atau peserta hanya perlu menyiapkan lahan, tenaga, perlengkapan untuk bercocok-tanam, dan waktu tentunya,” ungkap Rahmad.
Lebih jauh Rahmad menyebutkan, program ini telah dirancang dan disiapkan secara matang. Sebelumnya, Rahmad telah melakukan uji coba penanaman jagung unggulan di atas lahan terlantar di demplot Nagari VII Koto Talago.
“Hasilnya sangat bagus, yakni mencapai 12,8 ton per hektare jagung pipil kering. Ini adalah uji coba dengan hasil tertinggi di Indonesia,” ujar Rahmad.
Besar pinjaman modal usaha tanpa bunga yang akan disalurkan ke masyarakat adalah Rp5 juta per hektare. Sementara bibit, pupuk, racun dan pelatihan sepenuhnya disiapkan oleh Mappindo.
“Perkiraan hasil panen per hektare Rp39 juta hinga Rp48 juta. Modal investasi per hektare Rp9,5 juta. Rinciannya Rp5 juta pinjaman modal usaha atau operasional, dan Rp4,5 juta untuk biaya pupuk, racun, dan bibit,” jelas Rahmad.
Dari semua modal kerja dan biaya lainnya, Rahmad memperkirakan, hasil bersih per hektare yang akan diterima masyarakat adalah Rp29,5 juta hingga Rp39,5 juta.
Jika proses semua program berjalan sesuai jadwal, maka kata Ramhad, Januari sampai Maret 2021 adalah panen raya, sekaligus ketika itu evaluasi terhadap program tersebut untuk dilanjutkan. [gse/pkt]