Berita Sijunjung terbaru dan Berita Sumbar terbaru: 5 Warga Muaro Bodi Sijunjung yang isolasi mandiri setelah dikonfirmasi positif Covid-19 merasa ditelantarkan pemerintah
Muaro Sijunjung, Padangkita.com – Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari telah menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Kabupaten Sijunjung. Bermula dari meninggalnya seorang warga berinisial LM, 68 tahun, yang terkonfirmasi Covid-19 tanggal 26 Agustus 2020 lalu, virus Corona kemudian menginfeksi sedikitnya 17 warga Muaro Bodi.
Wali Nagari Muaro Bodi, Hendri Yandi menjelaskan, dari 17 orang warganya yang positif Covid-19, sebanyak 15 orang isolasi mandiri di rumah masing-masing. Dua orang dibawa ke Padang, salah satunya dalam kondisi hamil.
Sementara itu, 15 warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah kebingungan, karena tidak menerima penjelasan yang lengkap dari Gugus Tugas Covid-19 Sijunjung, maupun perangkat daerah terkait, seperti Dinas Kesehatan.
Edi Ramora, 47 tahun, tokoh masyarakat Muaro Bodi yang istri, anak, dan saudara istrinya dinyatakan positif Covid-19, mengaku masih belum percaya tiga keluarganya itu terinfeksi virus Corona. Namun demikian, anak, istri, dan saudara perempuan istrinya itu, tetap menjalani isolasi di sebuah rumah yang ada di samping rumahnya.
Dia meminta Dinas Kesehatan atau pihak terkait untuk menunjukkan bukti bahwa keluarganya memang terinfeksi Corona. Sejauh ini, kata mantan anggota badan permusyawaratan nagari (BPN) Muaro Bodi itu, dia baru menerima penjelasan secara lisan.
Baca Juga: IGD RSUD Sijunjung Masih Tutup, Sejumlah Sekolah di IV Nagari Diliburkan
"Selama ini yang kita dapat cuma informasi saja, tanpa melihat bukti medis atau bukti hasil labornya, padahal ini sangat penting. Sehingga tidak ada rasa keraguan atau rasa tidak percaya masyarakat pada informasi terkait Covid-19 ini," ungkap Edi Ramora, pada Padangkita.com, Senin (7/9/2020).
Contohnya, sambung Edi, jika dokter menyatakan seseorang mengidap penyakit, dokter tersebut memperlihatkan bukti penyakit itu pada pasien atau keluarga pasien melalui hasil pemeriksaan medis.
"Mana bukti hasil medisnya? Kenapa pada masalah Covid-19 ini tidak ada bukti pasti dari pihak terkait. Yang ada hanya sebuah vonis melalui lisan dan berbentuk informasi saja,” ungkap Edi.
Selain terkait bukti tertulis yang tidak pernah diperlihatkan, Edi juga kecewa dengan pemerintah daerah yang seperti tidak ada perhatian pada warga positif Covid-19 yang isolasi mandiri. Padahal, lanjut dia, anggaran penanganan Covid-19 di Sijunjung mencapai ratusan miliar.
"Istri dan anak saya contohnya, saat ini mereka diisolasi, tetapi segala sesuatunya seperti vitamin, buah-buahan dan lainnya ternyata tidak ditanggung pemerintah, tapi ditanggung sendiri oleh keluarga,” ujar Edi.
Dia pun bingung, karena dari informasi yang diterimanya, kebutuhan pasien Covid-19 ditanggung oleh pemerintah. Sementara, sejak Sabtu (5/9/2020), anak, istri, dan saudaranya telah menjalani isolasi, tetapi sampai pagi tadi belum satupun petugas kesehatan atau pemerintah yang datang.
“Jadi, bagaimana yang sebenarnya soal pasien positif Corona ini, ditanggung biayanya saat isolasi mandiri oleh pemerintah atau memang biaya sendiri?” tanya Edi.
Kominfo dan Dinas Kesehatan Saling Lempar
Dikonfirmasi terpisah, Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sijunjung, Rizal Efendi tak mau menanggapi soal biaya pasien isolasi. Melalui pesan singkat WhatsApp, Rizal yang juga Kadis Kominfo Sijunjung ini hanya menjawab, "Tolong hubungi camat dan Dinkes ya."
Sementara itu Kadis Kesehatan Sijunjung, Ezwandra menyatakan, soal hasil medis bisa diperlihatkan ke pasien atau keluarga pasien. Namun, terkait biaya pasien isolasi, dia menyarankan tanya ke yang lain.
"Terkait hasil medis boleh dilihat oleh pasien karena memang itu hak mereka, namun soal yang bukan kewenangan Dinas Kesehatan (biaya isolasi mandiri) koordinasi dengan Kominfo," kata Deswandra pada Padangkita.com melalui pesan WhatsApp, Senin (7/9/2020) pukul 09.43.
Sebelumnya, 17 warga Kabupaten Sijunjung terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (5/9/2020). Semua yang terkonfirmasi positif itu berdomisili di Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari.
Kasus Covid-19 ini, disebut Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19, Rizal Efendi, bermula dari pesta pernikahan salah satu warga di Nagari Muaro Bodi. [hen/pkt]