Padangkita.com – Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Feri Mulyani mengatakan bahwa ada 10 orang yang dicurigai terinfeksi difteri di Kota Padang tahun ini. Namun, setelah dilakukan uji laboratorium, 10 suspek tersebut dinyatakan negatif difteri.
Meski semua suspek dinyatakan negatif, semua pihak mesti waspa. Pihak Dinkes Padang, kata Mul, akan terus memantau kegiatan imunisasi mulai dari imunisasi dasar untuk bayi hingga imunisasi terhadap anak sekolah. Bagi sekolah-sekolah yang cakupan imunisasinya kurang dari 90 persen akan dilakukan sweeping.
“Menjelang libur sekolah, akan kita lakukan sweeping bagi siswa yang belum mendapatkan imunisasi terutama, siswa kelas I, II, dan III SD. Yang belum dapat imunisasi DT (Difteri Tetanus) akan kita imunisasi lagi,” ujar Kepala Dinas, Senin (11/12/2017).
Menurut Mulyani, imunisasi sangat penting dilakukan agar seseorang bisa bebas dari penularan difteri. Diakuinya, saat ini belum ada obat selain vaksin yang bisa menyembuhkan difteri. Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat tidak takut untuk diberi vaksin karena tidak berbahaya.
Ia melanjutkan, pada 2016 sempat ada kelompok masyarakat yang menolak divaksinasi. Hal itu menjadi kesulitan tersendiri bagi pihak Dinkes. Meski demikian, Dinkes selalu melakukan pendekatan agar masyarakat mau divaksinasi.
“Kita memberikan pengertian ke orang tua dan siswa bahwa untuk difteri bisa dicegah dengan imunisasi, tidak ada obat lain. Obat-obat herbal tidak akan mempan karena infeksinya disebabkan oleh bakteri,” ujarnya.
Adapun dampak dari imunisasi adalah terjadinya penurunan angka korban. Mul mengungkapkan bahwa pada 2015 Kota Padang berstatus KLB difteri karena ada 95 suspek, empat di antaranya positif dan satu meninggal. Kemudian tahun berikutnya Dinkes Padang melakukan imunisasi tambahan ORI (Outbreak Response Immunization sebanyak tiga kali berturut-turut pada Februari, Maret, dan Agustus-September dan hasilnya pada 2016 Kota Padang bebas dari difteri.
Tahun ini, untuk kawasan Sumbar, setidaknya ada 23 kasus difteri yang tersebar di sepuluh kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut, dua orang di antaranya dinyatakan positif, yakni di Solok Selatan dan Pasaman Barat (meninggal).