Padangkita.com - Gubernur Sumatera Barat meminta maskapai penerbangan menetapkan harga yang wajar selama arus mudik dan balik lebaran kali ini.
Menurutnya harga tiket pesawat selalu melonjak tinggi saat jelang Ramadan dan lebaran beda tipis dari tarif batas atas yang ditetapkan oleh pemerintah.
Gubernur mencontohkan maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang selalu menggunakan tarif batas atas saat jelang Ramadan dan Lebaran.
“Garuda selalu menggunakan tarif batas atas untuk rute Jakarta – Padang dan sebaliknya,” katanya.
Irwan membandingkan harga tiket antara Padang - Jakarta dan pekanbaru - Jakarta. Menurutnya, harga tiket Garuda bisa selisih sampai separuh harga padahal jarak tempuhnya relatif sama.
Menurutnya hal ini sangat merugikan daerah dan juga masyarakat pengguna maskapai penerbangan. Irwan menjelaskan tarif tiket Garuda biasanya menjadi patokan bagi maskapai lain dalam menetapkan tarif.
“Hal ini merugikan daerah dan juga masyarakat. Masa iya, lama terbang dan jarak tempuh hampir sama. Tapi harga tiketnya bisa dua kali lipat, ini yang kita komplain,” katanya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar, kata gubernur, telah melayangkan surat pada Garuda Indonesia sebanyak 3 kali, tetapi selalu diberikan jawaban normatif tentang tarif atas dan tarif bawah sesuai Permenhub No. 14 tahun 2016.
Menurut gubernur, hal ini merupakan akal-akalan Garuda Indonesia untuk meraup keuntungan yang besar saat lebaran. Sebab, Maskapai Garuda mengetahui orang Minang selalu pulang kampung tiap tahun, seperti dilansir dari situs gubernur, Rabu (21/06/2017).