Wakil Jaksa Penuntut Umum Lee Ti-Ting meminta denda paling sedikit 7.000 dolar Singapura, mencatat bahwa dia pasti dekat dengan pelanggan dan melanggar hukum untuk keuntungan komersial.
“Ada rencana terlebih dahulu, karena Cheng telah membuat perjanjian dengan pelanggan sebelum hari itu sendiri,” ujar Lee Ti-Ting, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu 3 Juni 2020.
Cheng, yang tidak terwakili, mengatakan kepada pengadilan melalui seorang penerjemah Mandarin bahwa dia sadar telah berbuat salah dalam melanggar hukum Singapura.
"Saya tidak memiliki kualifikasi untuk mencari nafkah. Aku menyesal telah melakukan pelanggaran di Singapura,” katanya di depan pengadilan.
Hakim bertanya mengapa dia tidak bekerja sebagai pelayan sesuai rencana semula, dan dia berkata: "Ketika saya datang ke sini, saya menemukan tidak ada pekerjaan seperti itu tersedia."
Namun, jaksa penuntut mengatakan Cheng telah mengaku tidak muncul untuk bekerja sejak hari pertama.
"Selama periode ini, ada banyak orang lain, Singapura dan non-Singapura, memegang berbagai jenis pekerjaan, yang juga di bawah hukum yang sama," katanya.
Baca juga: Gak Sadar, Anggota DPR Ini Rapat Hanya Pakai Celana Dalam
Cheng adalah wanita kedua yang didakwa atas pelanggaran semacam itu. Pada April, seorang wanita didakwa dengan membiarkan seorang pria masuk ke salon kecantikannya untuk layanan pijat Jin Yin, 55, ditetapkan untuk mengaku bersalah tetapi permohonannya ditolak karena dia tidak bisa berhenti menangis.
Pengadilan mendapatkan informasi bahwa Cheng adalah pemegang izin kerja yang datang ke Singapura untuk bekerja sebagai pelayan.
Namun, dia tidak pernah dilaporkan bekerja sebagai pelayan. Sebagai gantinya, dia membayar biaya bulanan kepada orang tak dikenal untuk membantu mengiklankan layanannya di berbagai situs web.
Setiap 10 hari, ia membayar sewa unit apartemen kepada orang yang tidak dikenal sebesar 100 dolar Singapura atau Rp1 juta per hari.
Cheng bisa dipenjara hingga enam bulan, didenda hingga 10.000 dolar Singapura, atau keduanya karena melanggar peraturan covid-19. [*/Son]